Mohon tunggu...
Adi Tirajasa
Adi Tirajasa Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Setiap mimpi memiliki harga yang harus dibayar untuk menjadikannya nyata.\r\n\r\n@Aditfiksianer

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jeritku untuk Kenya

30 September 2013   22:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:10 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mematung kulihat warta,
Ku resapi sang kotak kaca,
Gelegar senjata membahana murka,
Memekakkan telinga, meremukkan jiwa.

Sembilu kurasa garang,
sayatnya mengiris bagai pedang,
Luka hatiku memeluk pedih,
Memikul tangis bergelayut sedih.

Nafas bukanlah lagi mutiara hidup,
Hidup bukanlah pula milik manusia,
Begitulah kau bangkit layaknya Tuhan,
Menggenggam semesta mencengkeram nyawa.

Bak hewan melata dijadikan umpan,
Tercabut hidupnya dimusnahkan dendam,
Amarah wajahmu menyala-nyala,
Bencimu mengamuk tak pandang siapa,

Ahhhh....
Teriakku lekat di dada,
Lolongku bersenandung duka,
Tangisku berlumur lara,
Duduk lesu mulut menganga.

Biarlah...
Biar kutabur bunga dalam kata...
Kubungkus melodi bela sungkawa,
Karnaku masih manusia,
Jeritku untukmu Kenya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun