Kota Lhokseumawe merupakan kota transit dari jalan Medan – Banda Aceh, karena kota ini berada persis di tengah tengah jalur timur Sumatera. Berada si antara Banda Aceh dan Medan, sehingga kota ini merupakan jalur vital distribusi dan perdagangan di Aceh. Kota Lhokseumawe, Aceh, dengan ketinggian 2 – 24 meter diatas permukaan laut memiliki luas wilayah 181,06 Km² yang dibagi dalam 4 kecamatan yaitu Kecamatan Blang Mangat dengan luas wilayah 56,12 Km², Kecamatan Muara Dua luas wilayah 57,80 Km², Kecamatan Muara Satu luas wilayah 55,90 Km² dan Kecamatan Banda Sakti luas wilayah 11,24 Km². Keempat kecamatan ini terdiri dari 9 kemukiman dan 68 desa/gampong.
Dengan adanya pembangunan tol lintas Sumatera ini maka akan terjadi perubahan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat. Karena adanya pembangunan jalan tol lintas Sumatera tersebut maka kendaraan yang melaju pada Jalan Medan – Banda Aceh akan berpindah pada tol lintas Sumatera tersebut dan kota Lhokseumawe akan sepi pendatang yang berakibat pada perekonomian Kota Lhokseumawe. Maka dari itu peneliti akan membuat rencana pembangunan wisata pada Kota Lhokseumawe yang akan menjadi daya Tarik untuk pendatang pada wisata yang akan di bangun di Pantai Ujong Blang Kota Lhokseumawe.
Pantai Ujong Blang adalah salah satu pantai di Kota Lhokseumawe, yang sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat Kota Lhokseumawe. Pantai Ujong Blang terhampar dari muara sungai Cunda (kuala cangkoi) yang meliputi empat wilayah desa yaitu Desa Ujong Blang, Ulee Jalan, Hagu Barat Laut, dan Desa Hagu Tengah. Pantai Ujong blang dinamakan berdasarkan desa di mana pantai ini berada. Arti "Ujong Blang" sendiri dalam bahasa aceh adalah "ujong" berarti ujung dan "blang" berarti sawah atau hamparan kebun. Karena pada awalnya, wilayah Lhokseumawe terdiri dari areal sawah, rawa, dan tanah kosong. Pemandangan matahari terbit atau Sunrise di pantai ini memiliki nuansa tersendiri. Pengunjung akan disuguhkan pemandangan kegiatan nelayan sehari - hari dengan latar belakang pabrik pencairan gas PT. ARUN di kejauhan.
Pada masa dalam kondisi situasi pandemi Covid-19, para wisatawan di pantai Ujong Blang masih bisa mandi laut ujong blang, serta masih dapat menikmati berbagai makanan dan minuman yang disajikan para pedagang di pondok-pondok yang dibangun di pinggir pantai tersebut. Didasari kondisi tersebut, maka selama ini, khususnya hari libur, ramai dikunjungi wisatawan. Tak terkecuali pada Minggu, yang merupakan hari libur terakhir Lebaran Idul Fitri pun juga situasi di pantai sangat ramai pengunjung. Masyarakat pada pandemi ini masih beraktifitas seperti biasa yaitu mandi laut dan ada juga yang berfoto serta memandang keindahan pantai Ujong Blang. Disamping itu, sejumlah pengunjung juga ada yang bermain dengan banana boat yang tersedia di pantai tersebut. Berdasarkan keterangan sejumlah pedagang, kalau pondok mereka tetap buka selama Lebaran Idul Fitri tahun ini dan pada pandemi ini.
Pantai Ujong Blang merupakan salah satu destinasi wisata yang terkenal di wilayah kota Lhokseumawe, selain kental dengan nuansa laut nya Ujong Blang juga banyak bertebaran pondok-pondok rujak yang biasa di jadikan tempat berakhir pekan bagi warga sekitar maupun dari luar kota. Bertepatan dengan libur panjang Ujong Blang tetap dipadati oleh para warga masyarakat yang ingin menghabiskan liburan murah meriah ala kota Lhokseumawe ini. Adapun beberapa anggota kepolisian dari Polsek Banda Sakti berjaga di sekitar pantai sambil tetap menghimbau para pengunjung untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan selalu menggunakan masker dan jaga jarak. Disaat masyarakat liburan, Kapolsek Banda Sakti IPTU tetap siaga bertugas dan mengamankan tempat-tempat wisata agar masyarakat dapat menikmati liburan dengan rasa aman dan nyaman karena itu memang sudah menjadi tugas kapolsek. Sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara pantai ujong blang sebelum dengan sesudah pandemi covid – 19, tetapi masyarakat juga tetap akan harus menjaga protocol Kesehatan.
Kota Lhokseumawe telah menjadi sebuah kota otonom, yang berarti Kota Lhokseumawe telah siap untuk berdiri sendiri dan memiliki kemampuan yang cukup untuk benar-benar mandiri. Kemampuan yang tidak hanya dari segi ekonomi juga, namun termasuk pula keamanan. Karena dalam 2 tahun terakhir ini, keamanan menjadi sangat mahal di kota ini, akibat dari pemisahan dirinya dari Kabupaten Aceh Utara menjadi kota otonom sejak tahun 2001.
Kota Lhokseumawe merupakan bagian dari Provinsi Aceh yang terletak diantara 04o 54o – 05o 18o LU dan pada Garis 96o 20o – 97o 21o BT.  Kota ini memiliki wilayah sekitar 181,06 kilometer persegi (Km2 ), dengan batas administrasi sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatas dengan Selat Malaka;
- Sebelah Selatan berbatas dengan Aceh Utara (Kecamatan Kuta Makmur);
- Sebelah Barat berbatas dengan Aceh Utara (Kecamatan Dewantara) dan,
- Sebelah Timur berbatas dengan Aceh Utara (Kecamatan Syamtalira Bayu).
Secara administratif, Kota Lhokseumawe dibagi ke dalam 4 (empat) wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Banda Sakti, Muara Dua, Blang Mangat dan Muara Satu. Keempat kecamatan ini melingkupi 9 (sembilan) Kemukiman, dan 68 (enam puluh delapan) Desa/Gampong.
Luas Kota Lhokseumawe sebesar 18.106 ha dimanfaatkan untuk berbagai keperluan atau kebutuhan masyarakat. Penggunaan lahan terbesar adalah untuk kebutuhan permukiman, yaitu 10.630 ha (58,71%), kemudian secara berturut-turut untuk persawahan 3.943 ha atau 21,78%, budidaya perairan darat dan perkebunan rakyat masing-masing 687 ha (3,79%) dan 674 ha (3,72%) serta seluas 643 ha (3,55%) yang masih berupa hutan belukar dan semak yang belum dimanfaatkan. Berikut penjelasan profil penggunaan lahan menurut jenis dan luas kota Lhokseumawe tahun 2008.
Daya Dukung Infrastruktur