Mohon tunggu...
Tira Mada
Tira Mada Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya

Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lima Hari Berturut-turut, Rejowinangun Gelar Bersih Desa di Setiap Bulan "SELA"

24 Juni 2022   16:40 Diperbarui: 24 Juni 2022   16:41 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabupaten Blitar - Acara bersih desa diikuti oleh seluruh masyarakat Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar selama lima hari berturut-turut. Acara digelar di berbagai tempat yang ada di Desa Rejowinangun, diantaranya Balai Desa, lapangan desa, cikal bakal, dan makam leluhur. 

Rangkaian acara bersih desa dilaksanakan mulai tanggal 17 juni 2022 hingga 21 juni 2022. Berbeda dari 2 tahun sebelumnya, kini acara bersih desa melibatkan seluruh masyarakat desa untuk ikut serta berpartisipasi, sehingga antusias dari masyarakat sangat besar. Tidak hanya masyarakat Desa Rejowinangun saja, namun juga menarik perhatian masyarakat dari tetangga desa. 

Acara diawali dengan genduri massal yang diikuti oleh 700 masyarakat Desa Rejowinangun dengan saling menukar "lenggong" satu sama lain. "Acara dimulai dengan genduri massal beserta doa dan siraman kembang untuk masyarakat yang datang. Tujuannya ya semoga acara ini diberi kelancaran sampai selesai dan desa jauh dari segala mala petaka" ucap Pak Manan selaku perangkat Desa Rejowinangun.

Malam hari terdapat acara qotmil qur'an yang dihadiri kurang lebih 150 masyarakat dan dilanjutkan keesokan harinya dengan acara sholawat serta ceramah oleh KH. Agus Muadzim, M.Pd. yang dihadiri kurang lebih 250 masyarakat Desa Rejowinangun dan sekitarnya. 

Tepat pada tanggal 19 Juni 2022, terdapat puncak acara Kirab Budaya yang diikuti oleh setiap kontingen dari RT RW. Bertema kostum kejawen membuat suasana budaya jawa semakin melekat di masyarakat. 

"Kirab budaya ini bertema ngudi-ngudi budaya jawa, jadi secara keseluruhan yang dipakai adalah unsur kejawen, tidak ada unsur yang menyeleweng. Dalam kirab budaya ini musik yang diputar juga harus musik kejawen seperti gending jawa, jika ada yang memutar lagu tidak sesuai tema akan ada hukuman bagi kontingen tersebut," Ucap Pak Bhagas Kepala Desa Rejowinangun. 

Berbeda dari kirab budaya lainnya, hal menarik yang ada di kirab budaya ini adalah adanya ziarah dan doa di tempat cikal bakal dan makam leluhur oleh kepala desa, perangkat desa, dan para sesepuh yang mengetahui sejarah Desa Rejowinangun. 

Selesainya acara kirab budaya, terdapat dua acara jawa yaitu karawitan di tanggal 20 juni 2022 oleh regu lokal karawitan dan campur sari "Ngudi Budaya" dan ruwat budaya di tanggal 21 juni 2022 sebagai penutup acara. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun