Hal lain yang juga sering digunakan adalah hasil kerja atau biasa disebut penilaian kinerja. Namun yang perlu dicermati adalah ini bisa digunakan sebagai pedang bermata dua yaitu murni kinerja atau karna ketidakcocokan dengan atasannya. Apabila perumusan kinerja sudah detail dan terinci maka potensi penyalahgunaan penilaian kinerja dapat diminimalkan, namun apabila penilaian kinerja belum tertata dengan rapi maka akan membuka peluang like and dislike dalam memberikan penilaian.
Karena itu untuk mengoptimalkan fungsi jenjang karir structural ini, maka kematangan dan kejelasan sistim dan prosedur serta pedoman penilaian kinerja memegang peranan yang penting.
JENJANG KARIR FUNGSIONAL
Pada jenjang karir fungsional biasanya tidak tergambar dalam bagan struktur organisasi namun tertuang dalam ketentuan tersendiri terkait jenjang karir fungsional dan biasanya juga tercantum syarat-syarat untuk bisa memenuhi jenjang karir fungsional.
Pada perusahaan, umumnya jenjang karir fungsional ini diberikan untuk pekerjaan pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dan atau pekerjaan yang memiliki risiko spesifik.
Contoh jenjang karir fungsional yang biasanya ada di perusahaan misalnya auditor, programmer, pengadaan, teknisi, instruktur/pengajar dan sejenisnya.
Pada jenjang karir fungsional yang menjadi indicator disetiap jenjangnya adalah keahlian yang ini akan dibuktikan bisa berupa sertifikasi keahlian atau pengalaman keahlian melalui jam kerja pelaksanaan keahlian atau berdasarkan beban kerja keahlian. Masing masing bukti keahlian tersebut akan diberikan bobot atau nilai tertentu dan nilai itu yang akan menjadi standarisasi pada setiap jenjang karir fungsional.
Sama seperti pada jenjang karir structural, maka untuk jenjang karir fungsional ini juga diberikan reward tambahan atas keahlian yang dimilik oleh si pemegang jabatan fungsional tersebut.
Jenjang karir fungsional ini biasanya juga dipakai oleh perusahaan untuk memelihara motivasi kerja ketika formasi jenjang karir structural mengalami stagnansi dalam waktu yang relative lama, sehingga diharapkan performansi atau kinerja dari karyawan karyawan unggul perusahaan dapat tetap terjaga dan kontribusi kepada perusahaan juga tetap optimal.
Diluar jenjang karir yang umum tersebut, dalam praktik diperusahaan sering juga ditemui anomali yaitu adanya jenjang karir pertemanan atau jenjang karir kedekatan.
Anomali ini biasanya secara tersurat atau tertulis tidak akan ditemukan namun secara tersirat akan bisa dilihat dan dirasakan apalagi kalo anomali ini dilakukan dengan mengabaikan kaidah atau indicator standar yang menjadi persyaratan utama dalam jenjang karir structural maupun fungsional.