Â
Semenjak R.A Kartini memperjuangakn sebuah emansipasi wanita, banyak bermunculan wanita-wanita yang memiliki pemikiran kritis. Tak jarang pula kita temukan para wanita di era modern ini, ditempatkan pada posisi kepemimpinan. Hal ini terbukti dengan terpilihnya ibu megawati sebagai presiden wanita pertama di Indonesia, pada tahun 2001 silam.
Sebagai seorang wanita yang memiliki rahim, tentu pada akhirnya kita akan menyandang status sebagai seorang ibu. Umumnya, ketika berada dikondisi ini, akan ada banyak hal yang mungkin akan kita korbankan ketika sudah menyandang status sebagai seorang ibu.Â
Salah satu yang mungkin sudah banyak dilakukan oleh beberapa wanita adalah merelakan karir yang sudah diperjuangkan pada masa gadisnya. Banyak yang pada akhirnya lebih memilih fokus untuk mengurus anak saja. Namun dilain sisi, masih banyak juga yang tetap mempertahankan karir nya sambil berusaha mengasuh anaknya.
Hal ini pula yang pada akhirnya memunculkan banyak opini terkait ibu rumah tangga lebih baik daripada ibu karir, atau sebaliknya. Namun sebenarnya manakah yang lebih baik??
Baik atau tidak baik, semua bergantung dari opini subjektif masing-masing seseorang. Beberapa berpendapat bahwa ibu rumah tangga lebih baik, karena bisa fokus mengurus anak-anaknya. Pengorbanan nya lebih besar karena rela melepaskan apa yang ia miliki demi seorang anak.
Tapi disisi lain, seorang ibu pekerja pun memiliki pengorbanannya sendiri. Memilih menjadi wanita karir sambil mengasuh anak-anaknya, bukanlah sebuah bentuk ke egoisan seorang ibu. Beberapa ibu mungkin tidak memiliki pilihan lain untuk tidak melepaskan karirnya. Hal ini bisa dikarenakan kebutuhan ekonomi yang harus dipenuhi demi kehidupan anak-anaknya.
Ibu rumah tangga maupun ibu karir, dua-duanya merupakan seorang ibu. Dimana yang namanya ibu, pasti memiliki caranya masing-masing dalam menyayangi anak-anaknya.Â
Jadi manakah yang lebih baik??
Siapapun ibunya, apapun profesinya, seorang ibu akan selalu menjadi yang terbaik dimata anak-anaknya sampai kapanpun.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H