Mohon tunggu...
Tiphanny Aurumajeda
Tiphanny Aurumajeda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Ibu dari dua anak, memiliki profesi sebagai pengajar di salah satu sekolah tinggi di bandung. Travelling adalah bentuk hiburan wajib untuk melepas penat dari segala aktivitas rutin.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Penting atau Tidak Sering Membelikan Mainan untuk Anak?

4 Februari 2023   12:10 Diperbarui: 4 Februari 2023   22:49 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin kita sudah terbiasa melihat beberapa rumah yang memiliki anak, selalu identik dengan maenan yang berserakan dimana-mana. Tidak jarang juga dalam satu hari, anak-anak bisa jadi membeli maenan lebih dari satu sekaligus. Hal inilah yang berdampak pada akhirnya maenan-maenan tersebut hanya bertumpuk dirumah tanpa dimaenkan kembali.

Sudah bukan hal aneh jika anak-anak memang identik memiliki sifat yang mudah bosan. Maenan yang masih berumur dua hari pun bisa jadi keesokan harinya sudah tidak menarik lagi untuk dimainkan. Jadi pertanyaannya apakah penting kita sebagai orang tua membelikan mereka mainan secara terus menerus?.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dari beberapa artikel yang pernah saya baca, anak-anak cenderung lebih tertarik memainkan barang yang biasa dipegang oleh orang tua nya. Pernah suatu ketika, saya merasa sedikit terganggu karena anak pertama saya di usia 7 bulan senang bermain remot TV. Hal ini sungguh mengganggu saya ketika saya sedang asik menonton tv, terlebih acara nya memang menjadi favorit saya.

Akhirnya saya memutuskan untuk membelikan mainan yang menyerupai remot tv. Terdapat beberapa tombol disana. Setiap tombol ketika dipencet akan memunculkan suara yang berbeda-beda berikut dengan kelap kelip lampu nya yang cerah. Menurut saya, mainan ini cukup menarik. Saya beli dengan harga cukup mahal, sekitar dua ratus ribu rupiah. Saya berharap dengan adanya maenan ini, anak saya tidak akan mengganggu saya lagi ketika sedang menonton tv.

Di awal, maenan ini memang cukup mengalihkan perhatiannya dari remote. Saya bisa dengan bebas memindahkan acara tv yang saya suka menggunakan remote. Namun sayangnya itu tidak berjalan lama. Hanya sehari saya bisa tenang menikmati TV, keesokan harinya, anak saya tetap memainkan remot tv ketika saya sedang asik menonton.

Hal ini juga terjadi pada anak kedua saya. Sudah banyak mainan yang saya belikan, dari mulai mobil-mobil an, robot-robotan, dan beberapa mainan lainnya. Namun tetap yang selalui ia ambil adalah semua peralatan yang ada di lemari dapur saya. Hal ini membuat saya kesulitan ketika akan memasak. Beberapa "alat perang" saya alhasil menghilang dari tempat nya.

Beberapa kali saya menemukan alat dapur saya dari mulai mulai centong sayur, piring plastik, sampai dengan gelas berada menyatu didalam box mainan anak-anak. Saya pernah mencoba membelikan mainan dengan ukuran yang lebih besar dan menarik . Hal ini saya lakukan agar saya tidak kehilangan alat-alat dapur lagi. Ternyata lagi-lagi, itupun tidak berjalan dengan baik.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Sampai saat ini saya harus berkali-kali membeli alat dapur yang hilang entah kemana, dari mulai per sendokan sampai dengan mangkuk-mangkuk kecil.

Dari sini timbullah pertanyaan dalam diri saya, apakah penting membeli mainan untuk anak-anak??

Karena dari pengalaman saya, anak-anak memang lebih tertarik terhadap barang-barang yang selalu dipegang oleh orang tuanya. Anak saya senang bermain remote karena setiap hari saya selalu mengisi waktu istirahat saya dengan menonton tv sambil mencari-cari channel yang menarik. 

Begitupun dengan anak kedua saya. Ia selalu saya bawa ketika saya memasak didapur. Ia melihat barang apa saja yang selalu saya pegang, dan barang-barang itulah yang umumnya banyak menghilang dari tempatnya (kecuali pisau dan benda tajam lainnya, karena letaknya jauh dari jangkauan anak).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun