Mohon tunggu...
Tiorida
Tiorida Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Saya suka traveling dan kulineran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Stres Kerja dan Konflik Kerja terhadap Kinerja Karyawan

12 April 2023   19:38 Diperbarui: 12 April 2023   19:49 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tiorida Hutabarat

            Mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW SALATIGA

HUBUNGAN STRES KERJA DAN KONFLIK KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Kinerja  karyawan  merupakan  bentuk  objektifitas  yang  real  yang  dapat  dilihat, diamati,  dan diobservasi.  Karena  dapat  diartikan  juga  sebagai  manifestasi  dari  hasil  pekerjaan  seseorang  terhadap tugas dan fungsi yang telah diperuntukkan bagi karyawan tersebut. Umumnya kinerja karyawan di  dalam suatu  perusahaan tidak  selalu  mengalami   peningkatan, terkadang kinerja karyawan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan dengan adanya beberapa faktor yang dapat menyebabkan kinerja karyawan menurun, antara lain stres kerja dan konflik kerja yang terjadi didalam perusahaan dan harus dihadapi oleh karyawan tersebut.

Stres kerja ini adalah suatu perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Stres ini dapat berubah dengan emosi yang tidak stabil, perasaan yang tidak tenang, sulit tidur, cemas, gugup, dll. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan stres kerja :

  • Adanya target kerja yang tidak sesuai dengan kondisi karyawan maupun kemampuan yang dimiliki oleh karyawan.
  • Adanya tekanan dan intimidasi baik dari perusahaan maupun lingkungan antar karyawan.
  • Adanya resiko kerja yang berleihan yang membahayakan dan itu dapat mempengaruhi kondisi karyawan itu sendiri.

Konflik ini adalah suatu persaingan yang tidak sehat yang didasari oleh ambisi maupun sikap emosional untuk memperoleh suatu kemenangan. Konflik dapat menimbulkan ketegangan, perkelahian, bahkan konfrontasi yang apabila tidak dapat diselesaikan secara langsung. Beberapa hal yang dapat menyebabkan konflik kerja ini :

  • Adanya perbedaan pendapat baik dari antar individu maupun kelompok.
  • Adanya dendam dari individu maupun kelompok.
  • Perbedaan visi pekerjaan dengan prinsip karyawan, terkadang hal ini dapat memicu adanya konflik dimulai dari konflik batin yang dialami oleh karyawan, baru konflik kerja.
  • Adanya ketidakpercayaan baik dari atasan-bawahan, bawahan-atasan.

Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas maupun kuantitas oleh seorang karyawan yang telah menyelesaikan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang telah diberikan. Selanjutnya penilaian kinerja karyawan itu dapat dinilai juga dari kualitas ataupun kuantitas karyawan dalam menyelesaikan tugasnya apakah sesuai dengan target kerja yang ditetapkan dan quality control yang ditetapkan oleh perusahaan.

Selanjutnya adanya inisiatif karyawan dalam mengambil keputusan. Jadi misal, ada pengiriman bahan baku ternyata kondisi bahan baku tersebut buruk dan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan maka karyawan berinisiatif untuk menghubungi supplier untuk complain dan meminta refund. 

Selanjutnya adalah adanya kreatifitas dan kreatifitas ini tidak dibutuhkan untuk diri sendiri namun juga dapat sebagai bahan kontribusi yang menambah nilai pada suatu produk tersebut. Adanya pengetahuan mengenai tugas, selain adanya pengetahuan mengenai tugas karyawan juga harus paham mengenai bagaimana cara menyelesaikan tugas yang diberikan tersebut.

Jadi dapat dikatakan bahwa stres kerja dan konflik kerja itu memiliki pengaruh negatif terhadap penurunan kinerja karyawan. Apabila stres kerja dan konflik kerja tinggi maka terjadi penurunan kerja karyawan, namun apabila stres kerja dan konflik kerja rendah maka terjadi peningkatan kinerja karyawan itu sendiri. 

Penyelesaian dari hubungan negatif antara stres kerja dan konflik kerja terhadap kinerja karyawan yaitu dapat dilakukan dengan :

  • Meminimalisir adanya stres kerja yang dialami karyawan dengan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, menciptakan peraturan yang lebih manusiawi dan mendukung aktivitas karyawan untuk lebih produktif.
  • Meminimalisir adanya konflik kerja baik individu maupun disfungsional. Hal ini dapat diawali dari karyawan itu sendiri dengan tidak mudah tersinggung antar individu lainnya, serta lebih menghargai satu sama lain.
  • Dapat dilakukan dengan tanggapan responsif apabila stres dan konflik itu  telah berlangsung, jadi dari perusahaan sendiri dapat dilakukan dengan perencanaan solusi secara langsung mengenai konflik dan stres itu agar tidak berlangsung lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun