Saya sepertinya sering lihat bunga ini di hutan mana di kampungku (lupa dimana dan momentnya kapan). Dulu, saya tidak tahu nama bunga ini apa, yang saya tahu kalau kita lewat, bagian-bagian putih yang lepas dari kelopaknya itu selalu lengket di baju. Barulah setelah anak saya sekolah, saya tahu kalau bunga ini bernama Dandelion....
Cobalah lihat bunga dandelion yang di gambar ini...indah bukan? Bunga-bunga putih, halus dan ringan lepas dan terbang oleh hembusan angin...terbang jauh kemana angin membawanya.. Saya pun hanyut kepada suasana seakan berada di padang rumput atau di satu tempat dimana desiran angin berhembus terasa sejuk, sinar matahari yang menambah kecerahan langit biru sekaligus menambah kekuatan mata untuk semakin jelas melihat warna-warni yang Tuhan ciptakan.
Tetapi, aku terenyuh..akan kehidupan yang sebenarnya ada di depan mata. Ada orang, jam 3 sore masih komunikasi, jam 6 sore sudah hanyut oleh tsunami di Palu.
Ada orang, jam 12 masih makan siang bersama di luar kantor, jam 13 sudah meninggal di kursi kantor. Ada orang, selama bertahun-tahun merasakan sakit yang sangat karena kanker dan akhirnya meninggal. Ada orang yang sepertinya sulit untuk mendapatkan uang walau hanya 1000 rupiah tetapi ada orang yang dengan sengaja mengumbar-umbar kekayaannya dan perilaku mewahnya. Hidup satu ke yang satu terasa kontras sekali.
Ternyata hidup itu tidaklah sekedar duduk menikmati angin semilir dan cahaya matahari yang menguatkan..tetapi terkadang angin pun membawa serpihan-serpihan debu yang kadang terkena mata dan sesekali membuat mata menjadi perih..Perih hingga mengeluarkan air mata.
Hidup itu memang singkat, terkadang berat dan tidak ada yang tahu kapan perjalanan kita akan berakhir. Namun, kita tidak boleh terpaku kepada mati-nya tetapi fokus kepada waktu-waktu yang masih Tuhan berikan kepada kita. Berbuat sesuatu yang terbaik agar tidak sia-sia setiap detik kehidupan kita.
Kembali kepada filosofi dandelion. Agar bunga ini bisa bertambah banyak dan menyebar, bunga dandelion harus terpisah dari tangkainya, dibawa oleh angin dan berhenti sampai angin selesai dengan tiupannya. Lalu, dimanapun bunga ini terhenti, dia akan memulai kehidupan barunya kembali.
Salah satu yang bisa dipetik dari filosofi dandelion ini adalah akan kehidupan yang harus penuh dengan iman. Seperti bunga dandelion yang hanya mengikuti kemana angin membawa dan berhenti, kehidupan manusia pun demikian.
Kita tidak tahu akan kemana kita dan seperti apakah kita dalam waktu-waktu ke depan dan jelas tidak tahu kapan Tuhan menghentikan detak jantung kita tetapi satu yang pasti kita harus menjalaninya dan menunggu hingga selesai.]
Sebab siapakah yang sanggup mengatur Tuhan dalam merencanakan kehidupan manusia? Dalam perjalanan kehidupan kita, ketidaktahuan kita seharusnya membuat kita semakin beriman kepada Sang Pencipta sambil terus melakukan yang terbaik sesuai bidang kita hingga pada saat angin terhenti, justru bunga itu menjadi lebih indah dan bertumbuh. Menjalani apa yang sekarang harus dijalani dengan limpahan ucapan syukur meski banyak hal yang tidak kita tahu yang akan terjadi ke depan.
Mulutku terdiam seribu bahasa, namun mataku memandang optimis ke depan. Kembali kurasakan angin sejuk yang terasa masuk sampai ke hati dan jantungku..aku pun menarik nafas panjang sambil menutupkan mata..... Kurasakan serta kuhirup udaranya sambil berbisik.. "oh, betapa indahnya dunia yang disediakan Tuhan kepada manusia. Jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga".