Sejak musim 2016 - 2017 Jurgen Klopp selalu merekrut satu pemain dari tim yang terdegradasi dari Premier League.
Pada musim 2016, Klopp mendatangkan gelandang timnas Belanda Georginio Wijnaldum dari Newcastle United dengan harga 27, 5 juta euro. Wijnaldum langsung menjadi pilihan utama di lini tengah The Reds, bersama kapten Jordan Henderson dan Emre Can.
Trio ini bermain konsisten sepanjang musim di ajang Premier League yang membuat Liverpool finish di posisi 4 yang berhadiah tiket play off Liga Champions.
Wijnaldum bermain sebanyak 33 kali sebagai pemain utama, mencetak 6 gol dan 9 asist. 3 musim berlalu, Wijnaldum tetap menjadi pilihan utama di lini tengah Liverpool. Dua gol ke gawang Barcelona di leg kedua semifinal liga Champions berhasil membawa Liverpool tampil di final untuk dua musim beruntun.
Paruh pertama musim, Robertson lebih banyak duduk di bangku cadangan karena posisi bek kiri diisi oleh fullback asal Spanyol, Alberto Moreno.
Baru pada paruh kedua Robertson berhasil merebut pos bek kiri dari Moreno. Musim 2018 - 2019, permainannya semakin konsisten, bermain sebanyak 36 laga di Premier League, Robertson membuat 11 asist lewat umpan silangnya yang akurat.
Bisa bermain di banyak posisi membuat peran Shaqiri layak di apresiasi. Posisi utama Shaqiri adalah sayap kanan, namun bisa juga bermain sebagai gelandang serang di belakang striker dan juga bermain di pos sayap kiri. Kehadiran Shaqiri di Anfield semakin memperdalam kualitas skuad Liverpool.
Kreativitasnya di lini tengah setidaknya dapat mengatasi kerinduan fans Liverpool kepada Philipe Coutinho. Shaqiri lebih banyak bermain sebagai pemain pengganti, namun peran pemain keturunan Kosovo ini tetap penting lewat torehan 6 gol dan 3 asist di Premier League.
Peran krusial Shaqiri terlihat di babak semifinal liga Champions saat memberikan umpan silang yang di sundul Wijnaldum menjadi gol yang membuat Liverpool dapat mengejar ketertinggalan agregat dari Barcelona.