Cibitung, 16 Desember 2024 -- Sebuah kegiatan diskusi yang bertemakan "Membangun Komunikasi yang Efektif antara Ibu dan Anak" berhasil digelar di Masjid Baiturrahman, Wanasari, Cibitung, Bekasi. Kegiatan ini berlangsung pada Senin sore, setelah waktu Ashar, dan merupakan bagian dari tugas akhir mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada mata kuliah Komunikasi Antar Budaya.Â
Acara ini dilaksanakan dengan izin dari Ustadzah Mar'atus Sa'dah, ketua pengajian ibu-ibu di masjid tersebut, dan dihadiri oleh para ibu serta sejumlah mahasiswa yang terlibat dalam acara ini. Pembukaan acara diawali dengan lantunan ayat suci Al-Qur'an oleh Tion Iswanto, seorang mahasiswa tunanetra yang juga membawa Al-Qur'an Braille.Â
Dalam kesempatan ini, Ma'wah Salsabila dan Fauzan Nastiar bertindak sebagai pembawa acara sekaligus pemateri. Berbeda dengan kajian formal, acara ini lebih mengedepankan diskusi terbuka, memberi kesempatan kepada ibu-ibu untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi mengenai tantangan komunikasi yang mereka hadapi dengan anak-anak mereka.Â
Selain Ma'wah Salsabila dan Nastiar, beberapa mahasiswa lainnya juga terlibat dalam persiapan dan pelaksanaan acara ini. Yauma Wulida Farhana dan Siti Tasliyah bertanggung jawab atas konsumsi dan hadiah bagi para ibu yang aktif, sementara Arga Sabda mengatur transportasi, membawa peserta dari stasiun ke tempat kegiatan. Adam Ibrahim Hafiz dan Iftinani Lulu Nabila bertugas sebagai kameramen untuk mendokumentasikan momen-momen penting selama acara.Â
Diskusi dibuka dengan penjelasan dari Ustadzah Mar'atus Sa'dah mengenai penggantian pengajian sore dengan kegiatan mahasiswa UNJ. Ma'wah Salsabila kemudian memperkenalkan tujuan acara dan menekankan pentingnya membangun komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.Â
Materi yang disampaikan dalam diskusi ini menyoroti bahwa komunikasi adalah kunci penting dalam kehidupan keluarga. Komunikasi yang efektif tidak hanya melibatkan pesan verbal tetapi juga non-verbal. Kedua pihak, orang tua dan anak, diharapkan saling memahami satu sama lain. Salah satu poin utama yang ditekankan adalah pentingnya mendengarkan dengan empati, di mana orang tua diharapkan menjadi contoh bagi anak-anak mereka dalam berkomunikasi. Selain itu, orang tua disarankan untuk menghindari asumsi dan kritik yang bisa merusak kepercayaan diri anak.Â
Diskusi juga membahas bagaimana emosi dapat mempengaruhi komunikasi. Orang tua perlu memilih waktu dan tempat yang tepat untuk berbicara dengan anak agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Salah satu strategi yang disarankan adalah mengajukan pertanyaan terbuka dan menjadwalkan waktu berbicara secara teratur.Â
Di akhir sesi, Ustadzah Mar'atus Sa'dah kembali menekankan bahwa membangun komunikasi yang efektif sangat penting untuk menjaga keharmonisan dalam keluarga. Kegiatan ini memberikan wawasan baru bagi para peserta dan mempererat ikatan komunitas melalui diskusi yang konstruktif dan saling mendukung. Diharapkan para ibu dapat menerapkan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif ini, tidak hanya dalam berkomunikasi dengan anak-anak mereka yang sudah ada, tetapi juga untuk persiapan menghadapi tantangan komunikasi ketika mereka memiliki anak kelak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H