Masih dalam suasana Pilkada, khususnya di Jakarta, saya ingin membahas sebuah topik yang cukup penting, terutama bagi kita yang tergolong sebagai kelompok minoritas: bagaimana seharusnya kita bersikap dalam menghadapi pesta demokrasi ini?
Sebagai warga negara, kita semua memiliki hak untuk memilih dan dipilih. Â Kita berhak untuk menyuarakan preferensi politik kita, baik di media sosial maupun di dunia nyata. Â Namun, bagaimana halnya dengan kelompok minoritas, seperti penyandang disabilitas? Â Apakah kita hanya terjebak dalam arus polarisasi politik yang sifatnya sementara, atau ada cara lain yang lebih efektif untuk memperjuangkan kepentingan kita?
Menurut saya, terjebak dalam perdebatan sengit di media sosial, mendukung mati-matian salah satu calon, atau bahkan menentang semua calon, hanya akan menghabiskan energi dan waktu. Â Pada akhirnya, yang diuntungkan hanyalah para politisi. Â Mereka akan terus memanfaatkan polarisasi untuk meningkatkan popularitas dan meraih kekuasaan, tanpa peduli dengan dampaknya bagi rakyat di akar rumput.
Sebagai kelompok minoritas, suara kita mungkin tidak signifikan secara angka. Â Namun, kita memiliki isu-isu penting yang perlu diperjuangkan. Â Kita harus fokus pada isu-isu yang berdampak langsung pada kehidupan kita, bukan pada sosok calon tertentu.Â
Misalnya, dalam konteks penyandang disabilitas, kita perlu mendorong semua calon pemimpin untuk berkomitmen pada kebijakan yang pro-disabilitas. Â Ini bisa berupa:
- Kewajiban bagi semua institusi publik dan swasta untuk mempekerjakan minimal 2% penyandang disabilitas.
- Pembangunan infrastruktur yang inklusif dan aksesibel bagi penyandang disabilitas, termasuk fasilitas umum dan transportasi.
- Jaminan sosial dan skema asuransi khusus bagi penyandang disabilitas.
- Peningkatan peluang kerja bagi penyandang disabilitas, seperti program pelatihan dan kesempatan kerja yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Kita harus mendekati semua calon dengan isu-isu ini, bukan hanya mendukung satu calon yang kita sukai. Â Siapapun yang menang, kita tetap memiliki kepentingan yang sama.Â
Deklarasikanlah visi kita sebagai kelompok minoritas: Â "Kami menginginkan pemimpin yang inklusif, yang peduli dengan disabilitas, yang akan memperjuangkan hak-hak kami!"