Mohon tunggu...
TION ISWANTO
TION ISWANTO Mohon Tunggu... Lainnya - PENULIS PEMULA

Terampil dalam berkarya, Tekun dalam berjuang dan Tulus dalam berbuat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gelap dalam Terang

19 Mei 2024   13:55 Diperbarui: 19 Mei 2024   14:12 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam hari yang tenang, namppak santri-santri Tunanetra sedang asyik belajar di ruangan musholah, yang biasa mereka shalat. Ustadz Abas selaku pengasuh santri tunanetra, selalu menemani mereka untuk belajar. tak jarang pula ustadzah Nita juga ikuti menemaninya.
ada satu santri,  yang jadi perhatian ustadz abas, dengan wajah yang penuh tanda tanya.
"Bagas, kamu belajar apa? Nampaknya serius sekali mendengarkan di laptopmu."
"eh, hem, eh, ini ustadz saya lagi baca buku." Bagas menjawabnya sedikit tergagap.
"bener nih? coba ustadz lihat layar laptopmu."
"eh, iya ustadz, sebentar bagas terangi layarnya terlebih dahulu."
Bagas dengan cepat mengatur laptopnya agar layar dapat dilihat ustadz Abas sebagai pengawas. karena bagas cukup terampil, cepat-cepat buka buku pelajaran, bacaan lainnya cepat-cepat ditutup.
"kok, lama?" ujar ustadz abas sembari melihat Bagas memainnkan keyboard laptopnya dengan cepat.
"iya maaf ustadz, sebentar, ini ustadz."
sembari memperlihatkan layar laptopnya kepada ustadz abas.
"oh, mantap, pantas saja kamu terlihat serius, ternyata bacaan yang kamu baca buku matematika ya?"
"mm, iya ustadz"
Kemudian Ustadz Abas bergegas melihat-lihat santri lainnya, guna memastikan santri-santrinya belajar dengan serius.
"untung aja, tidak ketawan." ucap bagas didalam hati.
Bagas memang santri yang sangat cerdas, tanpa ia belajar pun, sering kali nilainya bagus. jadi waktu belajarnya sering kali untuk membaca novel, sebagai selingan untuk mengusir rasa bosan, tiap hari terus menerus digempur materi-materi dari sekolah dan pesantren.
Ada kalanya untuk  sekali-sekali mengelabui pengawas jika ditanya sedang belajar apa.
Memang sikap itu tidak terpuji, kalau jujur, bisa-bisanya bakal disita laptopnya, mending yang disita hanya santri yang bermasalah, lah ini bakal bisa kena semua. ada kesepakatan tak tertulis diantara santri-santri. saling menutupi dan mendukung satu sama yang lain.
Ustadz Abas terkenal tegas dan adil, siapapun yang melanggar peraturan, hukumannya setimpal, dari mulai membersihkan kamar mandi hingga dibotakin. dan dirinya jika ada waktu luang sering kali berbaur dengan santri suka bercanda bersama, layaknya seorang ayah dan anak.
"santri semua, jam belajar sudah habis, kini sudah jam 21.00. kalian silakan beristirahat, ingat jam 22.00 harus semuanya tidur. besok harus bangun pagi jam 3 shalat tahajud dan lain-lain."
"siaap ustadz" jawab santri dengan serempak.
Mereka bergegas ke kamar tidur, ada yang masih merapihkan alat-alat belajarnya, ada pula yang masih fokus menghafal Al-Qur'an.
memang jam belajar sudah selesai, jika ada santri yang masih fokus dengan kegiatan belajarnya, ustadz Abas tidak berani untuk mengganggunya.
"Rian, yuk ke kamar."
"bentar lah bagas, masih nanggung nih, 2 ayat lagi."
"oh, ya udah, ana ke kamar dulu ya."
"iya silakan."
Bagas beranjak sembari membawa laptop yang masih menyala, nampaknya bagas mau baca-baca novel yang belum selesai iya baca di jam belajarnya. ia ingin melanjutkan membaca di tempat tidurnya.
"Zain, antum lagi apa?"
"ana lagi makan jajan, mau gak nih."
"enggak ah, ana mau melanjutkan membaca novel."
"wah, novel apa tuh?"
"ada deh."
"eeeeh, apa?"
"novel ayat-ayat cinta bos."
"emang belum tamat?"
"belum, makanya ini mau melanjutkan, kalau bisa sampai pagi."
"ayooo, siapa yang mau baca novel sampai pagi?"
tiba-tiba ustadz Abas sudah ada di pintu kamar santri.
"Enggak ustadz."
"enggak apanya, tadi aja ustadz dengar ada yang mau baca novel sampai pagi. kalau ada yang ketawan baca novel sampai pagi, dan waktu tidurnya terbuang sia-sia, akan ustadz sita laptopnya. mengerti?"
"Iya ustadz, ana mengerti."
"kalau begitu ustadz mau memantau yang lain."
Ustadz Abas bergegas keluar dari kamar santri.
"hhhh, ketawan kan."
Zain tertawa terpingkal-pingkal.
"Asem ah, ketat banget, masa bodoh."
Akhirnya santri-santri bergegas tidur untuk menyambut hari esok dengan kegiatan-kegiatan yang super padat. agar kesehatan santri tetap terjaga, dengan tidur yang cukup, makan yang cukup serta belajar yang cukup maka santri akan terbentuk menjadi orang yang berguna serta sehat pikiran dan batin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun