Pagi hari yang cerah, awan-awan putih bergelantungan di langit yang  biru. matahari menyinari dan memberikan kehangatan untuk semua makhluk hidup yang ada di bumi. wajah-wajah gembira menghiasi mereka menyambut pagi dengan penuh senyuman. nampak, rumah mewah di ujung jalan, keluar gadis belia, mengenakan pakaian putih abu-abu, sedang menunggu sopirnya yang sedang mempersiapkan mobilnya.
"non, silakan naik!" sembari membukakan pintu mobilnya. "baik paman" bergegas masuk ke mobil. kemudian sopir segera memutari mobilnya untuk menuju jok sopirnya.
"paman, di percepat yaa" ucap gadis belia tersebut. "baik non" sembari menancapkan pegal gas. mobil melaju cepat meninggalkan rumah. nampaknya, si gadis kesiangan, karena hari ini merupakan hari pertama masuk ke sekolah SMA, kalau terlambat, nanti teman-teman barunya akan mempertawakan dia sebagai gadis manja.
waktu tinggal beberapa menit lagi, syukur mobilnya sampai dengan tepat waktu di depan gerbang sekolah. gerbang hampir mau di tutup sama sapam. "pak, jangan di tutup dulu" gadis teriak sambil berlari keluar mobil menuju gerbang. sang sapam, melongok heran, "iya iiya" sapam bergeleng-geleng, "dasar anak sekarang tak tahu sopan santun, gak ada basa basi ucap salam, lanngsung main teriak aja" ujar sapam di dalam hati. kemudian sapam menutup gerbangnya dengan rapat.
siapakah gadis belia itu?
ia bernama Wulan, gadis pintar dan cantik, gemar membaca dan suka hal-hal yang berbau tantangan. tak mudah menyerah, walau terkadang terlihat sulit untuk dilakukannya sendirian. Ia tak mau merepotkan orang-orang yang ada di sekitarnya. namun, entah kenapa, pagi ini ia hampir-hampir terlambat masuk sekolah di hari pertamanya. nampaknya, semalam ia mengerjakan rencana-rencana kedepannya selama ia sekolah, ia tuliskan di buku hariannya, memikirkan rencana ke depan penuh pemikiran yang matang, agar apa yang akan di lakukannya terarah sesuai keinginannya, maka ia merelakan waktu malamnya untuk menulis rencana-rencana besarnya. Ia lakukan semenjak ia duduk di bangku SMP. semasa ia di SMP banyak prestasi-prestasi yang diraihnya. Ia buktikan selalu juara kelas, dan puncaknya ia siswa terbaik di sekolahnya. luar biasa perjuangan wulan selama ia di SMP. itu tak luput dari rencana-rencana yang ia tuliskan di buku hariannya.
Wulan berlari-lari kecil, sambil tengok kanan kiri, mencari yang ia kenal, banyaknya siswa yang berkumpul di halaman sekolah, membuatnya ia tak menemukan temannya yang di carinya. "aduh, mana si milan ya?" lihat ke sana kemari tak ia temukan. Wulan memberanikan diri untuk berkenalan dengan teman-teman barunya. "halo, kenalin aku Wulan, kamu siapa?" sambil menjulurkan tangannya ke siswi berkerudung tersebut. "Iya hallo, Aku Salma" menerima uluran tangan dari Wulan. dan mereka untuk mencoba menyesuaikan diri sebgai teman barunya.
Tiba-tiba bel sekolah berbunyi, menandakan upacara akan segera di mulai. siswa siswi bergegas baris sesuai dengan kelasnya. termasuk Wulan dan Salma. upacara dilaksanakan dengan hikmat dan kepala sekolah memberikan pidato dengan penuh semangat "Anak-anak, kalian adalah generasi muda bangsa, maka persiapkan diri kalian untuk memajukan bangsa ini. majunya sebuah negara ada di tangan kalian, kalian harus lebih semangat untuk menuntut ilmu sebagai bekal nantinya" ujar pak Lukman selaku kepala sekolah. siswa siswi mendengarkan dengan hikmat, dan menancapkan perkataan pak Lukman di dalam hati, agar setiap perkataan pak Lukman sebagai energi semangat untuk menggapai cita-cita yang bermanfaat untuk bangsa.
Upacara telah usai, siswa-siswa bubar, sebelum dibubarkan ada peringatkan, agar siswa melihat papan pengumuman, di sanalah mereka akan tahu di mana kelas yang akan di masuki.
Wulan bergegas menuju papan pengumuman, ia mengamati dengan sekssama  dari atas ke bawah, dan ia tak menyadari ada cowo yang ikut juga mengamati papan pengumuman. tak ada angin dan pula tak ada hhujan, keduanya menyadari, dan sempat bertatapan mata beberapa detik, cowo tersebut terlihat tanpan, hidung mancung, mata sipit, wajah oval, dan tersenyum ke arahnya, tatapan cowo tersebut, memiliki aura karismatik yang luar biasa, sempat bergetar di hati Wulan. dan ia buru-buru berpaling dan kabur dari tempat. "astagah itu orang serem banget, tapi ganteng, aduh, baru kali ini aku bisa merasakan getaran hati dan terkagum melihatnya walau sebentar" ujar Wulan di dalam hati. biasanya Wulan bertemu cowo-cowo yang ia temui, tak pernah merasakan hal yang ia barusan ia rasakan. "ah sudahlah, itu tantangan, tak perlu aku hiraukan, tak masuk dalam rencanaku" Ia cuek dan palingkan hal tersebut.
Cowo itu bergeleng-geleng melihat gadis manis langsung kabur, dan tak sempat berkenalan dengan gadis manis itu. dan ia beranjak dari tempat, dan ia menuju kelasnya. Tuhan sudah menentukan takdirnya, jika sudah ditentukan, tak ada yang bisa menolaknya, cowo itu masuk kelas yang sama dengan Wulan. "Assalamualaikum" meberi salam yang ada di dalam kelas. "walaikumsalam" sebagian ada yang menjawab salam dari cowo tersebut. Wulan melongo, seperti tak percaya, ia akan sekelas dengannya, melihat sekilas aja di papan pengumuman tadi, membuat ia bergetar hatinya. "oh tuhan, cobaan apa lagi yang akan engkau berikan?" ucap Wulan di dalam hati. "aku tak boleh menunjukan kelemahan, itu hanya tantangan yang diberikan Tuhan, aku harus fokus untuk meraih prestasi selama aku bersekolah di sini" tekat Wulan dan menggenggamkan tanganya sendiri.
Cowo tersebut melangkah menuju tempat duduknya, dan ia melewati tempat duduknya Wulan, ia menyadari ada gadis yang ia temui di papan pengumuman tadi, dan ia cuek tak menghiraukan gadis itu. dan ia duduk manis di belakang. suara sepatu terdengar mereka yang ada di kelas, rupanya guru telah datang. dan mereka senyap dan tak ada suara yang keluar. hembusan nafas yang teratur mereka atur. "Assalamualaikum" ucapan salam dari guru mereka. "walaikumsalam" serempak jawaban yang ada di kelas. "baik, anak-anak, perkenalkan saya Ibu Nani, wali kelas kalian, sebagai pertemuan pertama kita, kalian akan memperkenalkan diri di depan kelas yaa" sambil memberikan pengarahan ke muridnya. "baik buu"
Penasarankah siapa nama cowo tersebut?
Bersambung di episod selanjutnya........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H