Dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang berubah-ubah, Bank Indonesia (BI) terus menjalankan peran pentingnya dalam menjaga stabilitas mata uang nasional, Rupiah. Sebagai otoritas moneter di Indonesia, BI memiliki tanggung jawab besar untuk mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas harga, serta memastikan keberlangsungan nilai tukar Rupiah yang sehat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, BI telah menerapkan berbagai upaya strategis yang berfokus pada pengawasan dan intervensi pasar, pengaturan kebijakan moneter, serta kerja sama internasional.
Salah satu langkah yang diterapkan oleh BI adalah pengawasan terhadap pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Melalui monitoring yang cermat terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar, seperti fluktuasi pasar global, arus modal, dan kebijakan moneter dari bank sentral negara lain, BI dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk mengantisipasi potensi gejolak yang dapat memengaruhi stabilitas Rupiah. Selain itu, BI juga aktif dalam melakukan intervensi pasar dengan membeli atau menjual Rupiah sesuai kebijakan yang ditetapkan guna menjaga keseimbangan nilai tukar.
Pengaturan kebijakan moneter menjadi landasan utama dalam upaya BI untuk menjaga stabilitas Rupiah. BI secara berkala meninjau dan menyesuaikan suku bunga acuan serta instrumen kebijakan lainnya guna mengatur likuiditas di pasar keuangan. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menjaga inflasi tetap terkendali serta memberikan sinyal kepada pelaku pasar mengenai arah kebijakan moneter yang akan diambil untuk mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah.
Kerja sama internasional juga menjadi bagian penting dalam upaya BI untuk menjaga stabilitas Rupiah. BI secara aktif berpartisipasi dalam forum internasional, seperti Group of Twenty (G20) dan International Monetary Fund (IMF), guna bertukar informasi, pengalaman, serta best practices dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Selain itu, kerja sama bilateral dengan bank sentral negara lain juga dilakukan untuk meningkatkan pemahaman bersama mengenai dinamika pasar keuangan global serta potensi dampaknya terhadap nilai tukar Rupiah.
Nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, khususnya Dolar Amerika Serikat (AS), selalu menjadi perhatian utama Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan. Fluktuasi nilai tukar yang berlebihan dapat mengganggu perekonomian nasional, seperti meningkatkan inflasi, menekan daya saing ekspor, dan memicu ketidakpastian di pasar keuangan.
Berikut adalah beberapa upaya yang dilakukan BI untuk menjaga stabilitas Rupiah:
1. Intervensi di Pasar Valuta Asing
BI secara aktif melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas) melalui pembelian dan penjualan Rupiah untuk menstabilkan nilai tukarnya. Intervensi ini dilakukan di pasar spot, pasar Non-Deliverable Forward (NDF), dan pasar Surat Berharga Negara (SBN).
2. Kebijakan Moneter
BI menggunakan kebijakan moneter untuk menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil, yang pada gilirannya akan membantu menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Kebijakan moneter ini dijalankan melalui penetapan suku bunga acuan BI (BI 7-Day Reverse Repo Rate) dan instrumen moneter lainnya.
3. Meningkatkan Cadangan Devisa