Desa tegaren, kecamatan tugu, trenggalek, jawa timur
Mahasiswa Universitas Brawijaya, menemukan cara untuk memanfaatkan kembali limbah-limbah organik seperti, sayuran dan buah - buahan dan membantu para ibu-ibu di Desa tegaren untuk mengolah kembali limbah tersebut menjadi Eco-Enzyme yang memiliki banyak sekali manfaat. Baik untuk pestisida tumbuhan bahkan hingga sebagai sabun pencuci piring. Mahasiswa MMD Universitas Brawijaya dari kelompok 496 mengadakan pelatihan pembuatan Eco-Enzyme ini, kegiatan ini di inisiasi oleh salah satu anggota kelompok yaitu Damelia, Mahasiswa Agribisnis, Universitas Brawijaya.
Minggu (23/07) telah di lakukan kegiatan pelatihan dan pendampingan berbasis peningkatan kapasitas sumberdaya lokal dalam pembuatan Eco-Enzyme, Proses Pembuatan Eco-Enzyme ini menggunakan bahan yang berasal dari sisa sayuran atau buah-buahan, yang di tambahkan dengan Molase dan juga air Dengan perbandingan 1 : 3 : 10, pertama-tama sisa sayuran atau buah-buahan di timbang dengan perbandingan  100gr molase, maka dibutuhkan limbah organik 300gr dan air 1 liter kemudian aduk campuran molase atau gula dengan air hingga larut.
Lalu masukan limbah organik kedalam wadah kemudian tutup dan pastikan kedap udara, lalu di simpan di tempat dengan suhu ruangan dan tunggu hingga 3 bulan pastikan tidak ada jamur hitam yang tumbuh pada larutan ecoenxyme. jika terdapat jamur putih atau ulat berikan 1ons gula dan larutkan maka jamur atau ulat akan mati, panen Eco-Enzyme dengan memisahkan ampas dan cairan ecoenzyme. ampas ecoenzyme bisa digunakan untuk csmpuran kompos atau pupuk padat organik. Eco enzyme yang sudah jadi tidak memiliki batas kadaluarsa dengan catatan tidak dicampurkan air, jika sudah dicampurkan ke dalam air hanya dapat bertahan maksimal 7 untuk penggunaan yang maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H