Mohon tunggu...
tio azhar prakoso setiadi
tio azhar prakoso setiadi Mohon Tunggu... -

hanya seorang anak yang bercita-cita menaikkan haij kedua orangtuanya dan membahagiakan keluarganya selamanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bali Wajib Belajar dari Banjirnya Ibukota

27 Februari 2015   14:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:25 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir menjadi bencana alam tahunan yang menimpa Negeri ini. Bukan hanya Ibukota Jakarta yang tiap tahunnya terkena banjir masih banyak provinsi – provinsi lainnya yang luput dari pemberitaan media nasional, membuktikan bahwa Indonesia adalah negeri kaya bencana.

Dalam rilis informasi prakiraan cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III mengeluarkan peringatan dini cuaca di wilayah Bali. Sistem peringatan dini atau Early Warning System merupakan serangkaian sistem untuk memberitahukan akan timbulnya suatu kejadian alam termasuk bencana. Keberadaan peringatan dini bencana begitu penting untuk menentukan tindakan yang tepat jika sewaktu waktu bencana terjadi. Kepanikan berlebih yang dapat menghambat langkah evakuasi dapat diminimalisir dengan hadirnya informasi ini. Tentu ini merupakan peringatan yang tidak boleh diabaikan.

PENYEBAB BANJIR DI BALI

Banjir sering dikaitkan dengan terjadinya curah hujan dengan intensitas lebat (10,0-20 mm/jam atau 50-100 mm/hari). Secara umum penyebab utama banjir adalah perubahan perilaku manusia yang seenaknya sendiri merubah fungsi lingkungan dan mendesain tata kota. Di kawasan daerah pariwisata di Bali telah terjadi perubahan tata ruang secara massive, sehingga daya dukung lingkungan menurun drastis. Keadaan ini secara signifikan menurunkan kapasitas penyerapan air secara drastis saat musim hujan tiba. Kondisi ini diperparah dengan sistem drainase permukiman yang kurang memadai, sehingga pada curah hujan tinggi, menimbulkan genangan air di mana-mana Faktor-faktor ini yang seharusnya dikaji ulang sebagai langkah penanggulangan bencana banjir. Seperti kawasan kota – kota besar Denpasar, Badung dan kota lainnya.

Masyarakat yang mengalami bencana secara langsung  harus tanggap menyambut datangnya bencana yang bisa terjadi kapan saja. Bentuk ketanggapan yang dapat dilakukan oleh masyarakat ialah dengan menguasai informasi peringatan dini bencana. BMKG dalam fungsinya memberikan informasi yang berkaitan dengan Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika atau disebut juga infotmasi MKKuG.  seperti peringatan dini cuaca ekstrem, gempa bumi terkini hingga informasi potensi tsunami dan lain sebagainya.

Pentingnya mengetahui informasi curah hujan, prakiraan cuaca serta potensi banjir. Dengan mengetahui informasi tersebut lebih awal, langkah antisipasi dapat dilakukan. Perabot rumah tangga dapat diselamatkan dari banjir yang memang merupakan musuh utama furnitur keluarga.

MITIGASI BENCANA

Pemerintah Provinsi Bali dan masyarakat harus memperhatikan kodisi lingkungan seperti sungai/drainase, bangunan pengendali banjir (bendungan atau sumur resapan), batang pohon tua, papan iklan atau kabel dan infrastruktur jalan yang akan dilalui. Masyarakat juga bisa membuat lubang resapan Biopori di rumah. Alangkah baiknya dilakukan pengecekan secara berkala oleh pemerintah daerah setempat. Informasi dari BMKG ada baiknya dimanfaatkan untuk langkah-langkah antisipatif dalam mitigasi bencana dan melakukan aktifitas diluar rumah..

Kita tidak dapat mengelak dari kenyataan bahwa dimanapun kita berada, potensi bencana tetap ada. Meski aman dari satu jenis bencana, jenis bencana lain tetap mengancam. Dengan dipahaminya informasi sedini mungkin, diharapkan kerugian akibat bencana dapat dikurangi.

BMKG secara update selalu memberikan informasi cuaca hingga peta-peta potensi bencana banjir yang dapat diakses secara langsung melalui website resminya (www.bmkg.go.id). Peringatan dini cuaca ekstrim dari BMKG jangan diabaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun