Pengantar
Dewasa ini persaingan siaran televisi sudah demikian "sengit", masing-masing stasiun televisi berusaha memberikan ----- bahkan menonjolkan ----- siaran "terbaiknya". "Terbaik" artinya banyak ditonton oleh permirsa. Pertanyaannya adalah : siapa yang sebenarnya "layak" menjadi penonton siaran televisi yang seolah tiada putusnya itu ?
Anak saya yang berusia 11 tahun suatu ketika bercerita kepada saya tentang seorang teman sekolahnya yang ----- secara iseng ----- bertanya : apa bisa ya, hidup tanpa menonton televisi ? Dan ketika anak saya menjawab "bisa saja" ----- karena saat itu anak saya sudah hampir satu tahun memang benar-benar tidak pernah menonton televisi "atas keinginannya sendiri" ----- maka heranlah teman anak saya tersebut.
Menonton televisi itu baik-baik saja, asal tahu batas waktunya
Di lain waktu, saya sedang menjadi pembicara di acara pertemuan orang tua murid di SMA Kolese Loyola Semarang ----- sekolah saya dulu ----- ketika dalam sesi tanya jawab ada salah satu orang tua murid yang bertanya tentang "bagaimana caranya menumbuhkan semangat belajar anak di rumah". Saya mengatakan bahwa semangat belajar anak di rumah sangatlah terkait dengan situasi yang ada di rumah. Contohnya, ketika waktunya anak belajar, diperlukan suasana yang mendukung ----- tenang, tidak berisik, orang tua tidak berantem ----- supaya anak benar-benar mudah untuk berkonsentrasi belajar. Selain itu ----- saya katakan ----- orang tua juga harus konsisten antara perkataan dan perilakunya: apabila orang tua melarang anak menonton tivi ----- karena anak harus belajar ----- sewajarnya orang tua juga jangan menonton tivi, sehingga anak tidak merasa "dongkol" ketika harus belajar. Pertanyaannya adalah : lalu, apa yang harus dilakukan oleh orang tua (kalau tidak boleh menonton tivi) ? Secara lugas saya mengatakan -----dalam forum itu ----- bahwa orang tua sudah seharusnya mejadi SAHABAT TERBAIK BAGI ANAKNYA. Bagaimana caranya ? Ya....kalau anaknya sedang belajar, orang tua "solider" ikut menemani belajar, setidaknya membaca buku di dekat anak ----- menemani sekaligus mengawasi belajar anak.
Sekali lagi, menonton siaran tivi itu baik, tetapi harus selektif memilih acara yang layak ditonton oleh anak BERSAMA dengan orang tua.
Keseimbangan antara menonton tivi, membaca buku, dan menulis buku
Dalam sehari masing-masing dari kita hanya memiliki waktu 24 jam. Artinya, waktu kita dalam sehari memang terbatas. Dalam tulisan ini saya tidak mengharuskan bahwa "tidur harus sekian jam", "belajar harus sekian jam", "bermain harus sekian jam", dan "menonton tivi harus sekian jam". Yang menjadi renungan adalah : kalau selama ini kita sudah terbiasa menggunakan waktu kita dalam sehari ----- dan juga waktu anak kita, karena biasanya anak meniru perilaku orang tua ----- "sekian jam untuk menonton siaran tivi", apakah kita tidak ingin BERUSAHA supaya "waktu sekian jam yang dulunya untuk menonton siaran tivi" itu dibagi-bagi menjadi "sekian jam untuk belajar (lebih banyak lagi)", "sekian jam untuk (belajar) menuliskan sesuatu", sehingga dengan demikian kita tidak hanya KONSUMTIF menikmati siaran tivi, tetapi juga PRODUKTIF dalam hal "membaca dan menulis" (setidaknya, menulis buku harian). Sekali lagi, USAHA ini dapat dilakukan oleh orang tua BERSAMA dengan anak. Dan setelah dijalani ----- berdasarkan pengalaman pribadi keluarga saya ----- ternyata "hidup tanya banyak nonton siaran tivi" itu (juga tetap) indah.
Membatasi nonton siaran tivi itu produktif
Saya melakukan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, ternyata anak yang membatasi diri menyaksikan siaran tivi ----- bahkan hanya menonton siaran yang benar-benar perlu, misalnya program ilmu pengetahuan, atau sesekali film anak-anak ----- menjadi anak yang produktif : dia semakin banyak membaca buku ----- tanpa disuruh oleh orang tuanya -----, dia semakin rajin belajar -----tanpa disuruh orang tuanya, karena "pikirannya" tidak dipenuhi dengan siaran tivi melulu -----, dia bahkan menjadi semakin rajin menulis dan melakukan banyak pekerjaan sekolahnya dengan "pikiran" yang lebih tenang karena "tidak dikejar target waktu untuk segera menonton siaran tivi".
(Constantinus Johanna Joseph mahasiswa Psikologi dan Praktisi Manajemen Sumber Daya Manusia, tinggal di Semarang)