Semester ini, saya mengontrak mata kuliah PPL (Program Pengalaman Lapangan) di Sekolah untuk mahasiswa program ke-pendidikan perguruan tinggi negeri di Bandung. Program ini merupakan lahan praktek untuk mengaplikasikan segala teori, kemampuan mahasiswa selama kuliah 3,5 tahun di sekolah. Selama 4 bulan ini, mahasiswa PPL ini diharuskan mengikuti "jalannya" layaknya seorang guru. Berpakaian rapi, merencanakan pembelajaran, dan mengikuti tata tertib di sekolah bersangkutan.
Kali ini saya tidak akan membahas tentang teknis dalam PPL, akan tetapi pengalaman saya (belajar) mengajar di sekolah dengan segala macam tetek bengek urusan dengan siswa. Saya mengajar tiga kelas, yang semuanya adalah kelas X karena guru pamong (guru pembimbing di sekolah) mengajar di kelas X. Sebelum saya memegang kelas sendiri, saya diwajibkan untuk observasi ikut kelas guru pamong. Selama mengikuti observasi saya dapat menyimpulkan, bahwa anak-anak zaman sekarang berbeda 180 derajat dengan zaman kelas X saya dulu. Perbedaan itu saya yakini memang dari perubahan teknologi, globalisasi.
Perbedaan itu saya rasakan sangat kentara, misalnya anak-anak sekarang lebih berani untuk menyatakan pendapatanya, baik itu pendapat yang positif maupun negatif. Mereka tidak mau repot-repot untuk menyaringnya menjadi pendapat yang masuk akal. Dilanjut, sekarang mereka lebih mementingkan untuk bersosial media di dunia media secara terang-terangan (ponsel diatas meja) meskipun itu ada saya (selaku pengajar) di depan sedang melaksanakan pembelajaran. Terkadang, saya merasa hopeless ketika siswa berlaku demikian. Sudah berbagai macam metode pembelajaran yang dilakukan, pendekatan yang dilaksanakan tetapi saya masih melihat ketidak seriusan atau kurang motivasi siswa untuk sekolah. Bahkan saya bertanya, apa yang salah dalam diri saya atau apa memang mereka berlaku hanya untuk guru PPL saja sehingga mereka bisa menyepelekan?
Paparan diatas mungkin sebagian kecil dari pengalaman mengajar saya di sekolah, pengalaman itu tidak bermaksud untuk pihak-pihak tertentu, hanya sekedar berbagi pengalaman saja. Karena bagaimanapun, mereka adalah keluarga saya, dan amanah saya yang harus diemban. At least but not last, saya tertawa bahagia ketika berada dikelas dengan segala kekonyolan mereka.... sampai melupakan bahwa saya belum sarapan, hanya segelas air putih menemani :)
Dan saya yakini, dengan senyuman, sabar, dan "sedikit" ketegasan :p tentunya, hanya karena Allah tidak akan sia-sia.
Barakallah, untuk semua guru PPL diseluruh Indonesia ^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H