Apa kabar, hati?
Masihkah tersimpan namanya di lorong hatimu?
Masihkah tertinggal perih luka yang dia sempat titipkan di dinding hatimu?
Masihkah diam-diam kau sisipkan namanya dalam bisik doa dan sujudmu?
Atau, masihkah kau bertanya dalam keheningan relungmu mengapa semua ini terjadi antara kau dan dia?
Apa kabar, hati?
Sampai kapan akan berlangsung seperti demikian? Tidakkah kau tega atas keberlangsungan debaran hatimu?
Tidakkah kau mau merasakan debaran hati lainnya?
Kau hanya perlu memaafkannya, memaafkan karena dia sempat menitipkan harapan dalam lorong hatimu
Memaafkan diri karena kau ternyata tak cukup kuat untuk menahan kikisan erosi dalam hati saat ternyata harapan itu ilusi belaka
Apa kabar, hati?