Mohon tunggu...
indra
indra Mohon Tunggu... Wiraswasta - karyawan malas yang ingin merdeka dan punya usaha sendiri

benar menurut saya, benar menurut anda, dan kebenaran sejati

Selanjutnya

Tutup

Diary

Keindahan Situgede yang Hanya Bisa Dilihat dengan Mata Batin

31 Mei 2021   19:04 Diperbarui: 31 Mei 2021   19:10 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

minggu kemaren, saya melakukan perjalanan ke situ rawa gede, sebuah tempat agrowisata kopi yang saya sendiri juga tidak melihat perkebunan kopi disana, tempat wisata ini terletak di kabupaten bogor, jawa barat tepatnya di desa sirnajaya kecamatan sukamaju, berbanding terbalik dengan nama kecamatannya ternyata di wisata ini jauh dari kata maju. bagaimana tidak, sinyal handphone pun tidak ada, kalau mau dapat sinyal beli di kedai kopi tepi danau dengan harga 10 rb untuk mendapatkan kode wi-fi.

predikat bodebek (bogor depok bekasi) sebagai singkatan dari daerah penyangga ibukota rasanya tidak lucu lah kalau bagian dari singkatan tersebut ada wilayah yang tidak terjangkau sinyal hp. sebagai pintu selatan ibukota, tidak adanya sinyal menjadi suatu ironi betapa terlihat kesenjangan pembangunan, tapi kembali lagi itu tugas pemda dan pemerintah pusat ya.. kita mah cuma main main saja di situ, cari udara seger tanpa masker hehe...

jika kita melihat sesuatu janganlah lihat dari sampul atau lihat kekurangan nya saja, lihat kelebihannya. di situ rawa gede saya seperti dibawa ke lorong waktu. pemandangan situ yang indah, dengan rangkaian pegunungan tentu menjadi daya tarik utama. tapi ada satu yang mungkin orang tidak sadar. betapa vakum nya kehadiran sinyal seluler di tempat ini merubah mimik wajah wajah penikmat android ini jadi pecandu ngobrol, hp hp tidak lagi terpegang di tangan mereka, kepala kepala tidak lagi menunduk, tidak ada suasana hening, mereka melingkar, saling berbicara satu sama lain, tertawa.

sungguh pemandangan yang asing di zaman sekarang, disaat kopi di gelas semakin dingin, tapi obrolan semakin hangat, suasana semakin hidup, mengembalikan lagi fitrah manusia yang hablumminannas. tanpa sadar juga menjalankan sila ke 2 (kemanusiaan yang adil dan beradab). mata mereka fokus ke wajah pembicara, tidak lagi ke hp android, bukankah itu indah sekali... saat berbicara orang lain memperhatikan.

merasa dihargai, merasa dihormati, bukankah setiap manusia ingin dihormati. dan keadaan geografi situ rawa gede mengembalikan itu semua. sekarang aku mengerti, disaat doi mengomel panjang x lebar tidak ada sinyal karena terpisah dengan kawan saat perjalanan, tapi itulah sisi indahnya, sisi indah yang hanya bisa dilihat dengan mata batin, sisi indah yang hanya bisa dilakukan sebentar saja, sebelum pulang ke kota lagi, cari cuan, kembali ke tempat ini lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun