Mohon tunggu...
Artikel Mahasiswa
Artikel Mahasiswa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurnalis

Menulis apa yang ingin anda lihat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melintasi Batas Konvergensi: Era Keterkaitan Media yang Menggemparkan

9 Desember 2023   17:44 Diperbarui: 9 Desember 2023   17:53 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Kita hidup dalam era di mana batas-batas media telah hancur, dan kekuatan informasi telah menyatu dalam lautan yang tak terbatas. Konvergensi media tidak hanya membawa revolusi dalam cara kita mendapatkan informasi, tetapi juga merangkul kita dalam jaringan yang menghubungkan segala hal. Namun, di balik kilauan keterhubungan ini, kita harus mewaspadai dampak dari media massa yang berafiliasi.

Pada satu sisi, konvergensi media memberi kita kemungkinan eksplorasi informasi yang tak terbatas. Dari artikel, video, podcast, hingga siaran langsung, semuanya dapat diakses dengan satu sentuhan jari. Namun, di sisi lain, kita juga menyaksikan terbentuknya kerajaan media massa yang saling berhubungan. Ini menghadirkan ancaman terhadap pluralitas informasi dan kebebasan berekspresi.

Ketika entitas media besar menggandeng platform-platform berbeda, risiko terbentuknya narasi tunggal atau dominasi perspektif tertentu semakin mengintai. Hal ini menghadirkan tantangan dalam menjaga keragaman opini dan pemikiran, yang sebenarnya esensial dalam menjaga kebebasan informasi.

Namun, dalam kekacauan ini, ada potensi besar yang tak terbantahkan. Integrasi media membawa kesempatan untuk membangun pengalaman pengguna yang lebih terkoneksi. Konten multimedia yang terpadu memberikan dimensi yang lebih dalam dalam menyampaikan pesan dan informasi.

Untuk menavigasi kompleksitas konvergensi media, kita memerlukan pendekatan yang seimbang antara inovasi dan regulasi. Perlindungan terhadap kebebasan berekspresi harus diberikan, sambil mengendalikan hegemoni media yang berpotensi merugikan keragaman informasi. Kerangka kerja regulasi yang bijak dan adaptif menjadi kunci dalam mempertahankan kebebasan media tanpa mengorbankan keragaman perspektif.

Selain itu, di tengah arus informasi yang melimpah, literasi media yang lebih tinggi adalah senjata terbaik. Edukasi tentang kritis berpikir terhadap media harus diperkuat. Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat akan cara menyaring, mengevaluasi, dan menggunakan informasi, kita dapat membentengi diri dari pengaruh yang tidak diinginkan.

Konvergensi media, dengan segala kompleksitas dan potensi yang terkandung, telah membawa kita ke era baru dalam perjalanan informasi. Bagaimana kita merespons dan beradaptasi terhadap perubahan ini akan menentukan bagaimana kita mengarungi samudera informasi yang terus bergelombang. Dalam menghadapi tantangan dan potensi dari fenomena ini, kita diuji untuk menjaga kebebasan media sambil merangkul kekayaan informasi yang hadir dalam keterhubungan yang menggemparkan.

Penulis : Amira Nuzilla Kurniafi
Prodi Jurnalistik Fisip Unib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun