Ahmad Rizal Tazkiyan - Mahasiswa S1 JURNALISTIK FISIP UNIB
Senin, 11 Desember 2023 10.00 WIB
Suku Lembak merupakan suku yang mendiami provinsi Bengkulu. Suku Lembak adalah pemeluk agama Islam sehingga budayanya banyak bernuansakan Islam, disamping itu masih ada pengaruh dari kebudayaan lainnya. Suku Lembak adalah salah satu kelompok etnis yang tinggal di kota bengkulu dan memiliki warisan budaya yang unik. Contoh hal uniknya adalah bahasanya, bagi mereka bahasa adalah salah satu aspek yang mencerminkan identitas Suku Lembak. Mereka berbicara dalam bahasa Lembak, yang termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Lembak memiliki dialog-dialog yang berbeda tergantung pada wilayahnya, dan itu adalah alat penting dalam mempertahankan budaya mereka.
Alasan bahwa suku lembak adalah suku asli di Bengkulu, yaitu Suku Lembak mempunyai sejarah kerajaan yaitu Kerajaan Sungai Hitam dengan rajanya Singaran Pati yang bergelar Aswanda, mempunyai wilayah yang jelas, mempunyai bahasa yang khas, dan memiliki kebudayaan baik fisik maupun non fisik berupa kesenian dan lainnya.
Suku lembak juga juga memiliki kebudayaan yang kaya. Contohnya mencakup tradisi upacara, tarian, musik, dan seni yang bisa dibilang khasnya Suku lembak. Tarian tradisional dan musik khasnya sering digunakan dalam upacara adat, pesta dan perayaan masyarakat. Kebudayaannya yang hidup dalam suatu masyarakat pendukung dapat berwujud sebagai komunitas Desa, kota, sebagai kelompok kekerabatan, atau kelompok adat yang lain, bisa menampilkan suatu corak yang khas yang terutama terlihat oleh orang luar yang bukan warga masyarakat bersangkutan.
Kuntjaraningrat (1983) mengungkapkan bahwa corak khas suatu kebudayaan menghasilkan suatu unsur yang kecil berupa suatu unsur kebudayaan fisik dengan bentuk yang khusus; atau karena diantara pranata-pranatanya ada suatu pola sosial yang khusus; atau dapat juga karena warganya menganut tema budaya yang khusus. Ciri khas bahasa Suku Lembak yang cukup menonjol adalah penggunaan vokal (e) untuk menggantikan (a) di akhir kata. Contohnya “apa” menjadi “ape” dan, “ke mana” diucapkan “ke mane”, “siapa” menjadi “siape”, dan lain sebagainya.
Mata pencaharian pokok orang suku Lembak adalah bercocok tanam di sawah dan ladang. Tidak hanya bercocok tanam saja, banyak juga pria suku Lembak bekerja sebagai penyadap karet. Selain itu mereka mengelola pabrik pembuatan batu bata di pedesaan. Peliharaan ternak mereka biasanya adalah kerbau, ayam dan itik. Sekarang orang Lembak hanya membutuhkan usaha-usaha yang bisa meningkatkan standar hidup mereka karena mereka rata-rata memiliki tingkat pendapatan yang masih rendah. Karena itu, kebun karet dan pabrik batu bata yang sudah ada perlu dikelola secara lebih profesional supaya lebih memberi hasil yang layak. Mereka juga memerlukan peningkatan mutu pendidikan dan pelatihan untuk kaum mudanya agar mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H