Mohon tunggu...
Tinta Digital
Tinta Digital Mohon Tunggu... Administrasi - Akun ini saat ini bersifat pribadi dan dimiliki oleh satu orang

Tinta Digital adalah karya asli Kelas Cyber Journalism Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2015 FISIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin . Semoga menjadi inspirasi buat pembaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjuangan Kai Ghani Demi Keluarganya

5 Januari 2019   01:30 Diperbarui: 7 Januari 2019   20:44 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kai Ghani yang sedang menunggu pembeli menghampiri kios nya

Terlihat seorang kakek yang sudah berumur tengah duduk di kios usangnya. Tiap pagi, ia menunggu pembeli untuk membeli koran yang terbit pagi ini. Kai Ghani namanya.

Di usia yang rentannya, Kakek yang bernama lengkap Abdul Ghani (78) ini terus memerah keringat untuk membuat dagangannya laku demi keluarga, agar asap dapur terus mengepul. 

Ia berjualan di dekat area pasar Sudimampir. Kios milik Kai Ghani ini terletak di Jalan Bank Rakyat berada persis di belakang Bank BCA.

Kai Ghani memiliki 12 orang anak, masing-masing anak beliau sudah berkeluarga. Ia tinggal bersama dengan istri dan 1 orang anaknya di rumah yang berada di daerah Pekauman. Kai Ghani  lahir tahun 1940-an di daerah Batola, sayangnya beliau tidak dapat menyebutkan tanggal dan bulan kelahirannya 


Dokpri
Dokpri
78 tahun sudah beliau menghirup udara kehidupan, dan 20 tahun diantaranya untuk berjualan koran. Selama beliau berjualan beliau selalu bergantian dengan 2 saudaranya yang lain untuk menjaga kios miliknya. Beliau buka dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore.

Kios beliau hanyalah kios yang sederhana, beratap tanpa dinding. Bila memasuki musim penghujan seperti ini Kai Ghani tetap berjualan, sehingga beliau terkena air hujan. Meski tak jarang beliau selalu merasakan hawa dingin saat hujan beliau tetap semangat untuk mencari rezeki. Di masa usia yang sudah cukup tua Kai Ghani harus terus berusaha untuk mencari rezeki demi menghidupi keluarganya di rumah.

"Alhamdulliah rezeki itu ada saja. Iya kalau dibandingkan dulu 10 tahun itu, sekarang 20% nya saja, meski begitu asal kita selalu bersyukur insyaallah selalu cukup" ucapnya.

Kai Ghani bercerita 10 tahun yang lalu orang-orang ramai berbelanja koran dan buku-buku di kios miliknya. Sekarang mungkin sekitar 20% nya saja. Hal ini bisa terjadi karna sebagian besar orang sudah beralih ke media online.

Tak jarang Kai Ghani merasa kesulitan dalam menghitung harga buku yang dijualnya. Terlihat beberapa kali beliau salah menghitung dan memberi uang kembalian yang lebih. Tapi, syukurlah kebanyakan pembeli senantiasa bersikap jujur dan mengembalikan uang kelebihan tersebut.

Meski begitu beliau tetap semangat dalam bekerja. Sembari berjualan, beliau membaca buku-buku dagangannya, entah majalah maupun Koran. Semangatnya untuk belajar masih sangat kuat, baginya kapan dan di manapun kita harus belajar.

Diusianya yang sudah lanjut usia ini Kai Ghani hanya berharap dan berdoa diberikan kesehatan dan dipanjangkan umurnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun