Handil Bakti - Minggu (25/11/2018)
Berjualan buah musiman memiliki suka dukanya tersendiri, penghasilan dan omzet yang diraih pun tidak menentu. Meski begitu, masih banyak orang yang menekuni usaha ini sebagai mata pencaharian mereka. Terbukti banyak penjual buah musiman yang mudah ditemui karena mangkal dipinggir jalan.
Seperti kisah Budi (45) tahun, warga Kayutangi ini telah berjualan buah selama puluhan tahun sejak ikut berjualan bersama orangtuanya saat usianya masih 5 tahun. Menurutnya dari sanalah keahlian berjualannya terasah hingga ia tetap berjualan saat ini.
Tak hanya sendiri, ada beberapa penjual buah musiman yang berjualan tak jauh dari mobil bak terbuka miliknya.
Buah musiman yang ia jual antara lain durian, rambutan, mangga, langsat, duku, dan cempedak. Buah-buah tersebut dijual bergantian dalam kurun waktu bulanan. Dari sekian banyak buah musiman yang ia jual, buah dukulah yang sering laris dijual.
Omzet yang ia dapatkan tidak menentu. Mulai dari 1 juta, hingga 3 juta perhari. "Tergantung, seperti pada hari sabtu, minggu, atau pada awal bulan omzetnya kencang dibanding hari biasa yang kadang mencapai untung bersih 30%", tambahnya.
"Semakin cepat laris, cepat juga tutupnya. Jika tidak, maka begadang, batasnya sampai jam 12 malam", tuturnya sambil merapikan jualannya. Kerugian juga ia alami ketika buah-buah mulai membusuk ataupun tidak laris.
Alternatif lain yang ia lakukan yakni tetap menjualnya di pasar kecil agar tidak mengalami kerugian sama sekali. Dengan begitu ia tetap memperoleh penghasilan. (Neta Huda)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H