Mohon tunggu...
Tinta Digital
Tinta Digital Mohon Tunggu... Administrasi - Akun ini saat ini bersifat pribadi dan dimiliki oleh satu orang

Tinta Digital adalah karya asli Kelas Cyber Journalism Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2015 FISIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin . Semoga menjadi inspirasi buat pembaca

Selanjutnya

Tutup

Money

Banyak Kompetitor, Berjualan Buah Musiman Masih Diminati

26 November 2018   01:05 Diperbarui: 4 Desember 2018   07:11 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budi (45) tahun, penjual buah musiman di pinggir Jalan Trans Kalimantan ini tetap semangat berjualan meski sudah malam hari, Minggu (25/11).

Handil Bakti - Minggu (25/11/2018)

Berjualan buah musiman memiliki suka dukanya tersendiri, penghasilan dan omzet yang diraih pun tidak menentu. Meski begitu, masih banyak orang yang menekuni usaha ini sebagai mata pencaharian mereka. Terbukti banyak penjual buah musiman yang mudah ditemui karena mangkal dipinggir jalan.

Seperti kisah Budi (45) tahun, warga Kayutangi ini telah berjualan buah selama puluhan tahun sejak ikut berjualan bersama orangtuanya saat usianya masih 5 tahun. Menurutnya dari sanalah keahlian berjualannya terasah hingga ia tetap berjualan saat ini.

Tak hanya sendiri, ada beberapa penjual buah musiman yang berjualan tak jauh dari mobil bak terbuka miliknya.

Buah musiman yang ia jual antara lain durian, rambutan, mangga, langsat, duku, dan cempedak. Buah-buah tersebut dijual bergantian dalam kurun waktu bulanan. Dari sekian banyak buah musiman yang ia jual, buah dukulah yang sering laris dijual.

Omzet yang ia dapatkan tidak menentu. Mulai dari 1 juta, hingga 3 juta perhari. "Tergantung, seperti pada hari sabtu, minggu, atau pada awal bulan omzetnya kencang dibanding hari biasa yang kadang mencapai untung bersih 30%", tambahnya.

"Semakin cepat laris, cepat juga tutupnya. Jika tidak, maka begadang, batasnya sampai jam 12 malam", tuturnya sambil merapikan jualannya. Kerugian juga ia alami ketika buah-buah mulai membusuk ataupun tidak laris.

Alternatif lain yang ia lakukan yakni tetap menjualnya di pasar kecil agar tidak mengalami kerugian sama sekali. Dengan begitu ia tetap memperoleh penghasilan. (Neta Huda)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun