Masyarakat Adat Desa Wuakerong, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata, menggelar ritual Hapenulif, Jumat (5/1/2024).
Hapenulif secara etimologi terdiri dari dua suku kata, yaitu Hape artinya gantung, dan Nulif artinya kulit penyu.
Hapenulif merupakan tradisi warisan leluhur yang wajib dilakukan setiap tahun oleh masyarakat setempat setelah tanaman padi dan jagung sudah mulai tumbuh.
Ritual ini bertujuan untuk mengusir hama seperti ulat, belalang, atau penyakit yang dapat menyerang tanaman padi, jagung, dan lain-lain.
"Jadi kami tetap menggunakan ini sebagai cara yang sangat ampuh," kata ketua Lembaga Pemangku Adat, Gabriel Tobi.
"Memang ada hal lain yang bisa kami lakukan dalam era modern ini, tapi tetap tidak menjawabi persoalan karena bertentangan dengan tradisi," imbuh dia.
Dalam setiap pelaksanan ritual Hapenulif, kata dia, anak muda diwajibkan untuk ikut terlibat, karena mereka adalah penerus tradisi leluhur.
"Hari ini kelihatan lebih banyak orang-orang muda mengikuti acara ini bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya," ungkap Gabriel.
Salah satu tokoh pemuda Desa Wuakerong, Agustinus Soge, mengaku bangga memiliki tradisi warisan leluhur tersebut.
Dia berharap agar tradisi ini tetap lestari, sekaligus menghindari cara praktis yang dapat merusaki ekosistem.