Mohon tunggu...
Tino Watowuan
Tino Watowuan Mohon Tunggu... Wiraswasta - MDW

Orang kampung; lahir, tinggal, dan betah di kampung.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Realistis

13 Januari 2020   08:48 Diperbarui: 13 Januari 2020   08:51 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendekatlah di sisiku
Kubisikkan sesuatu ke telingamu

Jangan lekas meneguk legitnya anggur
Di secawan bibir enteng menguar
Apalagi sampai mabuk berderai

Pada mulutnya kekata bermekaran:
Aku tak dapat hidup tanpamu,
laksana detak jantung di dadaku.
Dan seterusnya

Bagaimana mungkin masih bernapas
Bila engkau baru saja menatap paras
Sembari mencicipi puisi di telaga matanya

Tidakkah kau mencubit nalar sejenak
Seharusnya ia telah mati dikoyak sepi
Sebelum mengusung puisi di senja itu

Prihal ini kita mesti realistis
Terkadang tak seindah puisi
Tidak sekedar diksi-diksi bombastis
Yang sering kita jumpai di layar kaca
Pun di dalam buku-buku imajinatif
Itu saja!

Kb, Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun