Mohon tunggu...
Tino Watowuan
Tino Watowuan Mohon Tunggu... Wiraswasta - MDW

Orang kampung; lahir, tinggal, dan betah di kampung.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengadu Nasib di Seberang, Banyak Lahirkan Sarjana

30 Desember 2019   14:41 Diperbarui: 3 Januari 2020   22:30 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka duduk berhamburan. Bergabung dengan penjual lain. Banyak dari Desa-Desa pesisir, seperti Desa Hurung, Kimakamak, Bugaliman, Wureh, Beliko, juga Ibu-ibu dari Desa-Desa pedalaman Adonara Barat. Ada pula dari pulau solor, dari Tanjung Bunga, dan daerah lainnya.

Kadang mereka harus berjibaku mencari tempat untuk menjajakan barang jualan mereka di lokasi pasar yang sempit itu. Bila sudah padat lebih banyak Ibu-ibu memilih di luar lokasi pasar. Tetap membayar pengutan retribusi kepada pemerintah. Sedangkan di luar areal pasar juga dikenakan tarif oleh pemilik lahan.

Ketika musim-musim pemilu; musim kampanye, kondisi ini sering digunakan oleh para politisi sebagai komoditas politiknya untuk mendulang suara. Naman sejauh ini masih tetap sama.

Sama pula seperti para nelayan Kampung Kenariblolong yang konon katanya dijanjikan perahu fiber. Hingga kini hasilnya hanya omong kosong bin bualan semata. Anehnya, orang yang sering bohong beberapa kali dipilih. Semacam terlanjur cinta. Memprihatinkan memang.

Kata orang, hidup adalah perjuangan. Dan mereka adalah pejuang kehidupan paling tangguh. Bermodal nekat dan nyali, mereka mengarungi ekstrimnya lautan.

Semua itu demi sesuap nasi. Demi keluarganya yang kadang cemas menanti di rumah. Demi anak-anaknya, agar tetap sekolah. Banyak Sarjana Kampung Kenariblolong lahir dari hasil jualan.

Sebut saja, Ibu Rosa berhasil menyekolahkan anaknya Yeris Rinto menjadi sarjana tamatan Ende, Flores. Ibu Lisa, bahkan menghasilkan dua orang anaknya menjadi sarjana,  Natalia dan Tino, lulusan Makassar.

Yulius Bedanaen meraih sarjana di Makassar berkat peluh Ibu Kris. Ivan Tukan juga berhasil meraih sarjana di Kota Kupang lantaran Ibu Lisa yang rela bangun sedini hari agar tidak ketinggalan perahu motor. Pun Ibu Maria Ese, keringatnya berbuah bahagia, lantaran Rian Tukan menamatkan kuliahnya di Kota Kupang.

Selain itu, Ibu Teresi menghasilkan Ina Badamakin yang meraih sarjana. Demikian juga ibu Lusia dan ibu Barek. Mereka sungguh-sungguh bahagia karena anaknya masing masing, Linda Waiwuring dan Bertos Paun memperoleh gelar sarjana di Makassar. Dan masih bayak Ibu-ibu yang lain.

Memang benar, Ibu selalu lantunkan doa agar kesuksesan anaknya tercapai melalui pendidikan yang lebih tinggi. Harapan ibu tentu anaknya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak serta mulia. Dapat mengangkat derajat orang tua dan mengubah nasib keluarga ke arah yang lebih baik. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun