Pada awal mengikuti perkuliahan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Kategori I Gelombang ke 2 Tahun 2023 ini banyak hal  yang tidak saya pahami dalam perkuliahan ini. Namun seiring berjalannya waktu pengetahuan, wawasan dan keterampilan saya bertambah. Hal tersebut saya dapatkan dari bimbingan dosen yaitu Bapak Dr. Agung Hartoyo, M.Pd. dan guru pamong saya Ibu Evie Darmayanti, S.Pd.
Dalam proses pembelajaran, seorang pendidik memiliki tujuan yang harus dicapai salah satunya peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidik tidak cukup hanya menjelaskan materi dengan metode ceramah kepada peserta didik, namun guru juga harus bisa memahami karakteristik peserta didik.Â
Proses pembelajaran tidak akan bisa berjalan dengan lancer apabila metode yang diterapkan oleh guru masih monoton. Pendidik juga dituntut harus bisa menyesuaikan perkembangan teknologi dan menggunakan kemajuan teknologi tersebut pada proses pembelajaran.
Ada yang harus kita perhatikan agar mutu pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan yaitu sebagai pendidik tidak hanya memberikan pengetahuan namun pendidik dan sekolah juga harus bisa membuat peserta didik  happy saat mereka berada di sekolah, terkhusus saat proses pembelajaran berlangsung.Â
Mungkin hal ini terlupakan oleh seorang pendidik, namun apabila kita renungkan bahwa jika peserta didik itu happy, maka materi yang kita sampaikan dapat mereka pahami sehingga peserta didik menjadi smart.
Bagaimana cara agar peserta didik bisa happy saat berada di sekolah maupun saat proses pembelajaran berlangsung?
Hal pertama yang harus kita perbaiki adalah sebagai berikut:
- Guru harus merubah pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran inovatif untuk membiasakan peserta didik belajar aktif, kreatif, dan berpikir kritis.
- Guru memberikan bahan ajar dan media pembelajaran yang menarik sehingga dapat menstimulus peserta didik untuk memahami pelajaran dengan mudah.
- Kemampuan pendidik dalam pengelolaan kelas untuk melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
- Menggunakan model pembelajaran yang inovatif yang sesuai materi dan karakteristik peserta didik.
- Meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran.
- Menerapkan pembelajaran berbasis TPaCK (Technological Pedagogic Content Knowledge) seperti video pembelajaran dan power point yang ditayangkan pada slide, menerapkan ice breaking dan games di tengah proses atau di akhir pembelajaran.
Jika pendidik dapat memperbaiki hal-hal tersebut dan menerapkannya, saya yakin peserta didik akan menjadi smart dari pengetahuan, keterampilan dan sikap. Namun kita tidak boleh memaksakan diri terhadap peserta didik agar menjadi smart untuk semua hal tersebut, karena setiap peserta didik memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda-beda.Â
Ada yang smart dalam keterampilannya, ada yang smart dalam pengetahuannya dan dalam sikapnya. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik harus mengupgrade kemampuan kita dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H