Tepat di SDN Kebon Jeruk mahasiswa KKN menyusun beberapa program, salah satunya ialah Program Literasi Siswa yang disingkat dengan sebutan POLARIS. Adanya program ini dilatarbelakangi oleh keluhan yang disampaikan oleh Ika Kartika, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Kebon Jeruk yang mengatakan bahwasannya siswa-siswi di sekolah tersebut kurang memiliki minat membaca.
Selain itu, United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyebutkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan urutan kedua dari bawah perihal literasi dunia. Bahkan berdasarkan data yang dikeluarkan UNESCO, minat membaca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, yakni hanya 0,0001% atau setara dengan 1 banding 1000 orang Indonesia. Kondisi inilah yang pada akhirnya mendorong mahasiswa KKN UPI untuk menyelenggarakan program literasi siswa sebagai wadah untuk menumbuhkan minat membaca pada siswa yang akan menjadi generasi bangsa.
Kurangnya minat membaca di SDN Kebon Jeruk juga disebabkan oleh tidak terurusnya Perpustakaan Sekolah ditambah pula dengan kurangnya jumlah buku bacaan yang tersedia.
Menurut penuturan ibu Ika, hampir 3 tahun tidak ada buku bacaan yang diterima oleh pihak sekolah dikarenakan mungkin situasi beberapa tahun ke belakang yang sempat terhenti karena masa pandemi. Oleh karena itu, mahasiswa KKN pun sepakat untuk melaksanakan kegiatan Bedah Pustaka dengan tujuan membenahi perpustakaan sekolah serta mendata jumlah buku yang berlangsung selama tiga hari terhitung sejak tanggal 18 hingga 20 Agustus 2022.
Berdasarkan kegiatan tersebut, didapatkan data buku bacaan yang tersedia dan layak baca hanya sebanyak 40 buku. Sedangkan sisanya merupakan buku-buku tema yang telah digunakan oleh siswa.
Untuk menyelesaikan keterbatasan ini, mahasiswa KKN pun membuka donasi buku dari tanggal 26 Juli hingga 6 Agustus 2022. Dari kegiatan tersebut, setidaknya terkumpul sekitar 60 buku bacaan, baik terdiri dari buku cerita anak, buku kisah nabi dan rasul, kiat-kiat belajar, atlas dunia, hingga buku pengetahuan umum encyclopedia.
Sementara untuk kegiatan literasinya itu sendiri dilaksanakan secara bertahap, mulai dari kelas dua hingga kelas enam. Pada kegiatan literasi ini juga mahasiswa mengklasifikasikan kegiatan literasi dengan cara berbeda.
Pertama, bagi siswa yang telah lancar membaca dan memiliki kognitif yang baik seperti halnya pada siswa kelas enam, kegiatan literasi dilaksanakan dengan cara membaca buku bacaan berupa cerita eksplanasi, novel, maupun dongeng lalu membuat resensi buku yang telah mereka baca secara singkat.
Sementara untuk kegiatan literasi pada siswa yang belum lancar membaca seperti kelas dua, maka kegiatan literasi ditunjang dengan menggunakan tayangan video dongeng lalu mereka akan diminta maju ke depan untuk menceritakan kembali apa yang sudah mereka tonton maupun nilai apa yang bisa mereka ambil dari tayangan tersebut.