[caption id="attachment_348453" align="alignleft" width="300" caption="sumber: troll football"]
[/caption]
Mungkin saya agak telat memppost tulisan ini, tetapi tangan saya gatal sekali untuk menulis tentang si peraih golden ball award pada gelaran Piala Dunia 2014 Â yang sudah berakhir.
Lionel Andres Messi lahir 27 tahun yang lalu di sebuah kota bernama Rosario. Bakat mudanya ditemukan oleh direktur olah raga Barcelona saat itu Carles Rexach yang langsung membawanya masuk akademi La Masia dan setelahnya semua menjadi bagian dari sejarah si bocah ajaib itu.
Messi telah menorehkan banyak rekor sepanjang karirnya, orang pertama yang sukses mencetak 5 gol dalam satu pertandingan Liga Champion Eropa, pemain Argentina termuda di Piala Dunia FIFA, dan pencetak gol terbanyak di satu musim bersama FC Barcelona. Prestasi Messi sendiri berbanding lurus dengan catatan rekornya, ia sukses meraih enam gelar dalam semusim saat Barcelona masih ditukangi Pep Guardiola. Dan satu lagi, ia sukses meraih empat gelar pemain terbaik dunia secara beruntun. Sungguh prestasi luar biasa yang mengundang decak kagum banyak orang.
Namun, bagi seorang pemain sepak bola tingkat dunia, apalah artinya semua deretan prestasi itu jika si pemain yang bersangkutan tidak mampu meraih gelar juara dunia. Ya, trofi emas yang menjadi kebanggaan publik sepak bola dunia adalah mimpi tertinggi yang mutlak harus dicapai oleh semua pesepakbola dari seluruh penjuru dunia.
Apalah artinya semua puja-puji dan sederet penghargaan pemain terbaik dan yang terbaik di klub manakala trofi juara dunia itu sulit didapat. Di Piala Dunia 2018 Rusia, jikalau Argentina (kembali lolos) bermain di sana, maka Messi sudah akan berumur 31 tahun, yang mana itu adalah usia yang sudah tidak muda lagi bagi seorang pesepakbola.
Dipuji semua orang sebagai yang terbaik di dunia namun tanpa gelar juara dunia itu seperti saat semua orang mengatakan anda cantik/tampan akan tetapi gebetan anda tidak pernah sekalipun mengatakan anda cantik/tampan, rasanya sakit! (Hehehehehe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H