“Codot Goreng” Makanan Ekstrim tetapi Berkhasiat

Warung makan yang satu ini menyediakan menu spesial yang jarang ditemui di tempat lain. Bertempat di depan halaman Puro Pakualaman Yogyakarta, terdapat salah satu warung yang menyediakan kelelawar “codot” goreng. Codot merupakan sejenis kelelawar yang suka menggerogoti buah - buahan matang dan lebih sering dikenal sebagai hewan malam dan memiliki bau yang menyengat hidung.

Namun tidak perlu khawatir codot yang disajikan disini sudah tidak mengeluarkan bau busuk lagi. Sang pemilik warung, Subiyanto mengaku memiliki tips khusus untuk menghilangkan bau busuk tersebut. ”Pertama Codot - codot ini sebelum diolah terlebih terdahulu dipisahkan antara badan dan kedua sayapnya dan tidak itu saja codot juga harus dikuliti karena banyak kulit tipis yang menempel, kemudian direbus dengan bumbu jahe dan laos” jelas Subiyanto.

Makanan extrim ini sangat diminati dari berbagai kalangan yang mempercanyai khasiat dari hewan tersebut. Selain rasanya yang gurih dan renyah, codot goreng juga memiliki khasiat ntuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti asma, gatal-gatal atau alergi pada kulit, hingga menjaga stamina bagi pria dan wanita.

[caption id="attachment_172904" align="aligncenter" width="300" caption="codot yang baru saja di goreng, dapat menyembuhkan penyakit asma"][/caption]

Untuk memperoleh “daging” codot, Subiyanto tidak mengalami kesulitan, dia mendapatkan suplay codot yang sudah dibersihkan dari teman-temannya yang gemar berburu codot. Selain itu terdapat pula kuliner yang lain seperti rica-rica bajing, luwak bakar, dan tokek bakar. Harga untuk satu porsi codot goreng dan luwak tergolong murah sekitar Rp, 9.000 sedangkan harga tokek Rp 10.000 per sporsi dan menu spesial lainnya, nasi bajing seharga Rp 15.000,.

Kinanti Sakti Setyawan yang juga mahasiswa jogja menceritakan daging codot sendiri enak dan gurih jika di goreng dengan bumbu yang pas “rasanya seperti daging swike untuk saya dan sangaat lezat. Apalagi ini makanan untuk menyembuhkan berbagai penyakit,” terangnya. “Sudah lama tidak menikmati daging codot, biasanya saya mencari dan memasak sendiri dengan tetangga,” tambahnya.