Bagi penggemar wisata kuliner, mungkin sudah tidak asing lagi dengan menu yang satu ini, khususnya warga Yogyakarta. Bantul adalah kota yang menyimpan banyak macam kuliner dari panganan ringan hingga berat.Makanan yang ini menawarkan sate kambing yang mempunyai ciri khas yang berbeda dengan sate lainnya. Sate kambing ini terkenal dengan nama “Sate Klathak”, sepanjang jalan Imogiri Timur dapat dijumpai pedagang yang menjajakan sate tersebut.
Sate klathak yang sudah cukup terkenal adalah sate klathak Pak Pong yang begitu enak dan mempunyai rasa yang khas. Sate Pak Pong terletak di jalan Imogiri Timur Km 10 pasar jejeran, Wonokromo, Pleret, Bantul. Sate kambing ini dibumbui garam saja sehingga rasa yang diberikan asin, dan sate ini akan lebih cocok jika cara mengkonsumsinya dengan nasi putih yang diberi kuah. Tidak hanya itu saja sate klathak ini unik sekali penyajiannya yaitu dengan menggunakan jari-jari sepeda sebagai penusuk satenya. Nama sate klathak sendiri berasal dari biji buah melinjo, namun adapula yang beranggapan berasal dari sate saat dibakar dengan garam dan berbunyi ‘klethak-klethak’ itulah asal muasalnya.
Tidak hanya sate klathak saja yang dijual oleh Pak Pong, disana juga menjual tengkleng yang begitu nikmat untuk dimakan. Sate sendiri diberi harga Rp. 12.000 seporsi dan hanya 2 tusuk sate saja dan sangat puas.
[caption id="attachment_172870" align="aligncenter" width="300" caption="Sate Klathak yang sangat diminati dari berbagai kalangan"][/caption]
Ellyas Hutapea salah satu penggemar sate klathak menceritakan, sate kambing yang dibuat berbeda dengan hanya menggunakan garam sebagai bumbu untuk membakar dan daging yang empuk semua cocok untuk di santap. Sedangkan tusuknya yang terbuat dari jerusi sepeda yang sangat unik dari pada dengan sate kambing biasanya. “untuk mengkonsumsi tidak terlalu sering tetapi saya suka, untuk makan tidak sate saja terdapat
Lain halnya dengan Reno Dani Dwi Jatmiko, sate kambing kurang diminati namun untuk sate klathak sudah pernah mengkonsumsi, Karena tidak terlalu fanatik dengan sate yang berdasar daging kambing untuknya biasa saja. “Rasanya sih berbeda dengan sate kambing yang lainnya tetapi saya lebih suka sate ayam ketimbang kambing,” ungkapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H