Mohon tunggu...
TINA WANTISEMBIRING
TINA WANTISEMBIRING Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Teuku Umar

ALLAH DULU,ALLAH NANTI,ALLAH SEKARANG,ALLAH TERUS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebhinekaan 9

18 November 2022   09:04 Diperbarui: 18 November 2022   09:09 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebhinekaan 9

Budaya Tengger-Bromo

Suku tengger adalah salah satu potret masyarakat budaya di Indonesia yang hidup dengan nilai-nilai leluhur yang masih dipelihara. Serangkaian ritual yang rutin dilaksanakan ,masyarakat tengger merupakan  masyarakat yang nyata memegang teguh nilai leluhur. Tengger merupakan  miniature keberagaman di Indonesia. Hidup dengan beragam keyakinan,profesi dan kekayaan upacara adat, akan tetapi hidup rukun dan damai. Bahkan hamper tidak ada konflik yang terjadi karena peran perempuannya.

Wilayah Tengger terletak dilereng-lereng pegunungan yang dimana masyarakatnya bermayoritas mata pencaharian sebagai petani. Terlihat banyaknya tanaman sayuran di sekeliling daerah lereng pegunugan di Tengger. Perempuan tidak ada dibedakan dengan laki-laki , seperti membantu mencangkul, menannam  serta memanen hasil tani sekalipun juga berperan sebagai seorang ibu rumah tangga.

Seperti saat saya ke tengger saya sempat mewawancarai seorang ibu-ibu penjual makanan yang dimana kurang lebih jawaban ibu tersebut dari pertanyaan saya terkait gender yaitu,

"Disini tidak ada dibedakan perempuan dan laki-laki, perempuan juga dibolehkan bekerja dan mencari uang tambahan. Disini juga jika ada masalah pasti dibicarakan baik-baik,gak ada merendahkan perempuan. Selain itu disini terdapat beragam budaya dan ada agama Hindu juga yang meruakan mayoritas dari tengger." 

Setelah mewawancari ibu tersebut saya juga sempat mewawancarai seorang bapak-bapak terkait gender dan budaya yang terdapat di Tengger. Kurang lebih jawaban bapak tersebut dari pertanyaan saya yaitu " Budaya disini mungkin dapat dilihat banyak masyarakatnya yang menggunakan sarung pada laki-laki hal ini karena daerah Tengger ini dingin, sehingga banyak laki-laki yang menggunakan sarung ini. Untuk perempuan kami sebut syewek atau kain Panjang yang digunakan sebagai bahan pelindung saaat dingin".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun