Mohon tunggu...
TINA WANTISEMBIRING
TINA WANTISEMBIRING Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Teuku Umar

ALLAH DULU,ALLAH NANTI,ALLAH SEKARANG,ALLAH TERUS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebhinekaan 5 Wisata Desa Kemiri

3 Oktober 2022   09:38 Diperbarui: 3 Oktober 2022   09:46 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebhinekaan 5 Wisata Desa Kemiri

Kegiatan modul kali ini adalah kebhinekaan lima dimana tempat yang akan kami kunjungi adalah  Wisata Desa Kemiri.Sebelumnya telah disampaikan oleh ibu DPL juga mentor tim kami bahwa keberangkatan di jam 09.00 wib.Sehingga di jam sebelum itu harus sudah ada ditempat,namun tetap saja ternyata kami lewat dari jam yang direncana berangkatanya.Kami berangkat dengan mengendarai lin atau angkot.Kami menggunakan dua angkot karena jumlah kami yang cukup banyak dengan angkot yang lumayan minimalis.Saat diperjalanan semua masih terlihat diam-diam saja bahkan kami hampir semuanya tertidur dijalan,sampai akhirnya terbangun karena ibu dpl yang kebetulan satu mobil dengan kami menyampaikan bahwa kami sudah sampai tempat yang kami tuju.Namun ternyata kami salah tempat dan kami putar balek kembali.

Jadi Wisata Desa Kemiri adalah sebuah desa yang terletak di lereng Gunung Argopuro.Dimana wisata ini ada karena berkat pemuda di kampung Desa Kemiri sendiri yang membentuknya dan mengolahnya,sampai akhirnya wisata ini terkenal dan tumbuh kembang.Bahkan karyawannya juga penduduk asli Desa Kemiri yang juga kebetulan alumni dari Universitas Jember.Demikian informasi yang kami dapat saat sesi diskusi dengan kakak-kakak pemandu Wisata Desa Kemiri di salah satu  tempat makannya.Suasananya sangat alami bahkan untuk pertama datang saja kami disuguhkan dengan wedang sereh.Wanginya buat segar dan apalagi rasanya yang buat perut enak,angin perut juga mulai keluar karena tehnya yang saat itu hangat kuku. Selain itu juga ada gorengan dari singkong dengan sambel kecap juga pisang rebus.

Selesai dari diskusi  kami dibawa menuju sebuah tempat pelatihan Jember coffe center disingkat dengan JCC. Dimana untuk menuju JCC kami diajak untuk  melewati sebuah jalan yang melewati sawah,kebun jagung yang baru panen,sungai yang saat itu surut mungkin karena faktor cuaca. Sedikit membahas terkait sungai yang kami lewati,Namanya adalah Sungai Putih. Disebut Sungai Putih karena airnya yang berwarna putih.Selain itu disungai ini terdapat banyak batu-batu besar yang dimana batu tersebut sebelumnya terbawa oleh air banjir yang besar sehingga batu besar yang saat itu kami pertanyakan ke kakak pemandu terkait batu besar tersebut.Dan kakak pemandu menjawab bahwa batu itu biasa diberi sesajen oleh masyarakat kampung kemiri karena diangap dengan demikian banjir besar tidak akan terulang lagi.Namun,kakak pemandu kami justru mengatakan "sesajennya kami makan dan itu benar adanya karena disebelah batu ini adalah sebuh pondok pesantren kami dulu sekolah.Jadi jika ada yang memberi sesajen kami ambilin, kan makanan ya,batu kan gak bisa makan".Setelah melewati sungai yang dimana banyak yang terpeleset saat  menyeberang , akhirnya kakak pemandu mengarahkan kami kejalan lain yang mudah untuk dilalui. Kami melewati pondok pesantren yang diceritakan oleh kakak pemandu tak lama kamipun sampai di tujuan. Jember Coffe Center adalah balai Latihan yang dibangun dan di kembangkan oleh Pesantren Al-Hasan yang terdapat di Desa Kemiri. Pesantren tersebut membuat sebuah balai Latihan kerja untuk para santrinya dengan mengolah kopi sampai menjadi kopi dan bahkan sekarang menjadi tempat petani untuk menjua hasil panen kopinya dan juga menjadi salah satu wisata yang etrdapat di Jember.

Adapun jenis kopi yang disediakan adalah kopi robusta dan arabika. Saat kami disana kami diberi penjelasan terkait proses pembuatan kopi mulai dari biji kopi yang dipilah karena hanya mengambil kopi terbaik saja, namun yang sebelumnya dianggap tidak digunakan diambil para konsumen lain. Kakak yang bekerja di JCC menjelaskan bahwa jika kopi yang kurang baik tetap digunakan maka hasil rasanya buruk bahkan ada yang seperti bau kencing.

Kopi terbaik dengan kadar air 12 % dan bentuknya tidak hitam-hitam ataupun bolong-bolong.Setelah membahas tentang biji kopi terbaik kami diarahkan ke mesin yang mengubah biji kopi menjadi bubuk. Dimana dalam proses pemanasannya juga terdapat aturan agar tidak terlalu gosong sehingga berbau dan pahit, beliau juga menjelaskan bahwa orang tua kita beranggapan bahwa kopi adalah hitam padahal dengan hitam tersebut rasanya pahit sehingga orang tua kita mencapurnya dengan gula. Sehingga yang punya penyakit magh akan kambuh. Padahal bukan salah kopinya namun karena campurannya yaitu gula. Kopi berawarna coklat kegelapanlah yang benar dan rasanya juga akan manis bahkan jika tidak dicampur dengan gula sama sekali. Kami juga diberi penjelasan terkait beda kopi arabika dengan robusta dimana biji arabika lebih kecil dan ditengahnya terdapat garis putih sedangkan robusta bentuknya lebih besar dan tidak terdapat warna putih ditengahnya.

Setelah rangkaian pengolahan kopi dari biji menjadi bubuk kami juga melihat barista yang membuat kopi dengan gayanya yang keren. Beliau menjelaskan bagaimana cara membuat kopinya dimana harus tetap steril dan hati-hati juga harus teliti karena masing-masing terdapat ukuran untuk membuatnya menjadi sebuh minuman yang nikmat untuk diminum. Kami mencoba mencicipi hasil buatan barista tersebut yang rasanya sangat enak walaupun tidak dicampur dengan gula kecuali susu putih.

Waktu sudah semakin siang kami akan melanjutkan perjalanan setelah berfoto-foto kami kembali ke tempat makan diawal di kampung kemiri.Setelah sampainya disana kami disediakan sarapan makanan siang yang menunya indonesia banget, dimana terdapat ikan asin goreng,tempe goreg,rebus kacang panjang,timun dan sambel terasi serta nasi putih. Sambil menikmati makan teman kelompok tujuh juga menyumbangkan suaranya untuk menyanyi dan menghibur para tamu yang berkunjung ke kampung kemiri.

Makan dan minum sudah, menyanyi dan berjoget bersama juga sudah bahkan kami diberi paperbag mini yang berisi kopi.Nah, yang belum adalah sholat. Tak lama kaki da yang sekelompokku mengajak sholat dan sudah meminta izin dengan dosen pembimbing lapangan dan mentor. Kami sholat dengan suasana angin sejuk dari alam.Hikmat rasanya,namun tak lama selesai sholat kami harus melanjutkan perjalanan ke Boma. Boma adalah salah satu wisata yang masih terdapat di Desa Kemiri. Wisata alam yang banyak bunga,pohon dan suasana asrinya membuat banyak pengunjung yang berdatangan. Namun,sayangnya saat kami telah sampai di Boma hujanpun turun dengan darasnya. Dan kamipun berteduh disebuah warung sambal bercerita dan berharap hujan akan reda. Setelah menunggu 1 jam lamanya hujan tak kunjung reda sehingga ibu dpl memutuskan untuk pulang saja. Kamipun beranjak dari tempat berteduh menju mobil dan menikmati perjalanan pulang dengan tertidur dan ada juga yang menikmati suasana hujan dimobil.

Demikian cerita di kebhinekaan lima kelompok tujuh di wisata desa kemiri.Semoga bermanfaat,terima kasih.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun