MALANG -- Tim Pengabdian Masyarakat Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang yang digagas oleh ibu Septa Katmawanti, S.Gz., M.Kes menyelanggarakan sosialiasi dan peningkatan ketrampilan mengolah MPASI kepada masyarakat Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
Kegiatan tersebut didasari pada hasil SSGI tahun 2022, Kabupaten Malang memiliki tingkat stunting sebesar 23,0%, lebih tinggi dari rata-rata Jawa Timur sebesar 19,2. Desa Wonorejo, bersama dengan 32 desa lainnya di Kabupaten Malang, termasuk dalam daftar desa prioritas percepatan upaya pencegahan stunting. Â Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka stunting yaitu tingkat pengetahuan ibu. Jika ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang menjaga gizi anak, angka stunting pada anak dapat dihindari. Ini karena pengetahuan ini akan berdampak positif pada sikap dan upaya ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi balitanya.
Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Kantor Desa Wonorejo, Singosari, Kabupaten Malang dengan dihadiri 30 ibu yang memiliki bayi atau balita usia 0 -- 2 tahun. Kegiatan diawali dengan pembukaan acara kegitatan oleh perwakilan tim Abdimas dan perkenalan setiap anggota kepada seluruh peserta kegiatan. Setelah itu masuk kedalam kegiatan inti dimana tim abdimas melaksanakan demonstrasi pembuatan produk MPASI. Produk MPASI yang di demonstrasikan berupa Kukis yang bercirikhaskan daun kelor. Alasan menggunakan daun kelor sebagai bahan utama adalah di wilayah desa wonorejo komoditi daun kelor sangat berlimpah serta Moringa Oleifera atau tanaman kelor yang telah terbukti mengandung banyak nutrisi pada bagian daunnya sehingga sering dijadikan sebagai bahan utama dalam makanan atau obat-obatan dan telah terbukri dapat mencegah malnutrisi, terutama di negara-negara bagian Afrika.
Tahapan pertama dalam demontrasi adalah pengenalan bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan kukis seperti tepung terigu, mentega, susu, gula, garam dan ektrak daun kelor. Setelah memperkenalkan kemudian tim melakukan demonstrasi cara pembuatannya dengan mencampur seluruh bahan yang ada kemudian adonan bahan di diamkan selama 15 menit.
Selagi menunggu adonan ibu-ibu mendapatkan materi sosialiasi terkait pentingnya ASI dan MPASI bagi anak yang disampaikan oleh ibu Farah Paramita, S.Gz., MPH selaku dosen bidang Gizi Masyarakat Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang. Sosialiasi ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan ibu terkait pentingnya pemberian ASI dan MPASI pada anak, karena dengan perubahan dalam kebiasaan pemberian makanan dengan memberi anak-anak di usia pertumbuhan makanan yang seimbang dapat membantu mereka tumbuh lebih baik dan mencegah stunting.
Setelah penyampaian materi demonstrasi pembuatan kukis dilanjutkan dengan membentuk adonan dan memanggang adonan hingga matang. Selama proses pembuatan kukis dan pemberian sosialiasi ibu-ibu peserta terlihat sangat antusias dan mengikuti instruksi dalam step by step pembuatan kukis. Karena kegiatan ini diharapkan dapat memberikan keterampilan kepada seluruh ibu di Desa Wonorejo untuk memberikan snack MP-ASI yang tepat kepada balita dengan memperhatikan kandungan gizinya.
Sesi terakhir dalam kegiatan ini dengan dilalukannya evaluasi bersama pihak mitra yaitu kepala Desa Wonorejo dengan diskusi bersama melalui Focus Group Disscussion (FGD) terkait pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh tim Abdimas Universitas Negeri Malang. Kemudian, dilanjut dengan dokumentasi bersama seluruh ibu yang menjadi peserta kegiatan dan pemberian buku resep kukis kelor.
Dengan memberikan demonstrasi langsung cara membuat kukis kelor kepada seluruh ibu di Desa Wonorejo, kegiatan ini dianggap sebagai alat edukasi yang efektif untuk mengajarkan ibu-ibu bagaimana membuat snack MP-ASI yang sehat dan bergizi untuk balita mereka, yang akan membantu mereka tumbuh kembang seiring bertambahnya usia.