Hingga saat ini, kasus kekerasan seksual anak bukanlah merupakan kasus baru yang terjadi di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, peningkatan kasus kekerasan seksual pada anak terus mengalami peningkatan.Dalam kasus tersebut terdapat 89 anak-anak yang menjadi korban, dimana 55 diantaranya adalah anak perempuan dan 34 diantaranya anak laki-laki. Kekerasan seksual pada anak dikenal dengan istilah child sexual abuse.
Kasus ini dari tahun ke tahun semakin meningkat, terutama pada anak-anak.Dari jumlah tersebut, sebanyak 67% anak menjadi korban kekerasan pada usia sekolah dasar. Pada saat yang sama, dampak psikologis yang diakibatkannya diwujudkan dalam bentuk masalah kesehatan psikologis dan sosial yang akan timbul di tahun-tahun mendatang pada anak-anak tersebut.
Oleh dari itu diperlukan edukasi terkait seksualitas untuk dapat memberikan informasi yang tepat kepada anak-anak sebagai tindakan preventif bagi mereka agar terhindar dari bahaya kekerasan seksual yang ada. Hal tersebut yang menggerakkan kepedulian Mahasiswa Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang mengadakan kegiatan Pengabdian Masyarakat yang di ketuai oleh Muhammad Irfan Syahputra dengan dibawah bimbingan ibu Septa Katmawanti, S.Gz., M.Kes.
Kegiatan ini diadakan di SDN Tigasan Wetan 1, Leces Probolinggo dengan jumlah peserta kegiatan adalah 37 siswa siswi kelas 6 SDN Tigasan Wetan 1 dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa-siswi SDN Tigasan Wetan 1 terkait pentingnya menjaga diri agar terhindar dari pelecehan seksual yang terjadi. Para guru dan siswa SDN Tigasan Wetan 1 Leces menyambut tim pengabdian dengan hangat. Tim pengabdi menyiapkan materi pendidikan dan video yang akan ditayangkan saat penyerahan peralatan sebelum kegiatan dimulai. Untuk menciptakan suasana yang lebih baik, kegiatan ini diawali dengan perkenalan dan beberapa kata-kata semangat di pagi hari. Siswa dari SDN Tigasan Wetan 1 kemudian diminta untuk mengikuti ujian yang telah dirancang sebelumnya. Ini bertujuan untuk menjelaskan pelajaran yang akan kita berikan dalam kegiatan ini. Siswa di SDN Tigasan Wetan 1 menonton video edukasi tentang pelecehan seksual terhadap anak setelah mengikuti pre-test. Mereka sangat tertarik untuk menonton dan mendengarkan video edukasi tentang pelecehan seksual terhadap anak. Video-video ini bertujuan untuk memberi anak-anak pengetahuan dasar tentang apa yang dimaksud dengan pelecehan seksual terhadap anak.
Setelah itu kami melanjutkan materi setelah menonton video edukasi. Pada pembelajaran kali ini, pembawa acara meminta siswa SDN Tigasan Wetan 1 memperhatikan materi, menghindari berpikir buruk, dan tidak malu mendengarkan penjelasan. Baik orang tua maupun sekolah tidak mengajarkan kesehatan reproduksi dengan baik. Kami melihat beberapa siswa yang masih bingung saat belajar dan ditanya tentang kesehatan reproduksi saat dokumen diserahkan. Namun, agar pendidikan kesehatan reproduksi dapat dipahami bersama, pemateri tetap memberikan instruksi secara perlahan dan lembut. Pemateri mencoba berkomunikasi dengan siswa kelas 6 SDN Tigasan Wetan 1 saat memberikan materi tentang pelecehan seksual dan kesehatan reproduksi. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa memahami materi yang diberikan dan menghindari acara yang terlalu menegangkan.
Dalam memberikan pembelajaran penyampaian dibantu dengan media pembelajaran alat reproduksi baik pria maupun wanita, sehingga lebih mudah untuk menjelaskan nama dan fungsi alat reproduksi. Ketika pembicara menjelaskan tentang penggunaan media pembelajaran alat reproduksi pria dan wanita, beberapa siswa tertawa dan malu. Ini adalah pengalaman pertama mereka belajar tentang alat reproduksi manusia.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan siswa mampu lebih memahami terkait Sex Education serta mampu menurunkan angka kekerasan seksual di Indonesia sehingga derajat kesehatan masyarakat juga akan meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H