Mungkin banyak orang berpikir bahwa saat ini menjadi seorang guru pasti lebih santai, karena bisa mengajar online dari rumah. Mengapa ada orang bisa berpikir demikian? karena mengajar dari rumah berarti bebas, bisa tidur dan makan kapan saja. Hal itu tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Saya beritahu anda bahwa mengajar online dari rumah ternyata lebih sibuk daripada mengajar di kelas.
Saya adalah dosen dari sebuah universitas yang cukup dikenal. Awalnya, saya juga berpikir bahwa mengajar dari rumah itu enak dan menyenangkan. Tetapi setelah saya jalani hampir 2 bulan lebih mengajar dari rumah, ternyata lebih sibuk dan menyita waktu. Mengapa? Demikian perbandingannya,
Pada saat saya mengajar tatap muka di kampus, sekalipun saya harus mengisi 4 sks per mata pelajaran, berarti 4 jam berturut-turut dengan per SKS kurang lebih 50 menit. Hal itu tidak menjadi masalah, karena setelah selesai mengajar berarti tugas sudah selesai. Tidak perlu lagi mengoreksi tugas-tugas dari murid-murid. Memang ada tugas-tugas yang diberikan sebagai persyaratan untuk mendapatkan nilai akhir selain UTS dan UAS, tetapi semua tugas yang diberikan sudah terjadwal.Â
Akan tetapi, saat mengajar online dari rumah, kita perlu memberikan tugas-tugas kepada siswa. Setelah mereka mengerjakan tugas-tugas tersebut, apakah kita tidak perlu memeriksanya lagi? tentu harus memeriksa, bukan? Berarti diluar jam mengajar ada tugas tambahan yang perlu dikerjakan, yaitu memeriksa hasil pekerjaan dari tugas yang diberikan kepada siswa untuk pelajaran hari itu. Coba anda kalikan, jika per kelas terdapat 45 siswa, jadi ada 45 x3 lembar jawaban yang harus kita periksa.Â
Hal itu membutuhkan waktu tambahan 2 hari. Bayangkan saja untuk mereka yang memegang 3 kelas, tentu lebih sibuk lagi tiap hari. Apalagi ditambah dengan tugas-tugas lain yang memang harus diberikan sebagai bagian dari perhitungan nilai.
Selain itu, butuh tambahan biaya untuk membeli kuota. Memang kebetulan saya memiliki paket internet WIFI di rumah. Akan tetapi, bagi guru-guru lain yang tidak memiliki paket internet WIFI berarti harus membeli paket kuota yang anda tahu sendiri untuk 2GB saja membutuhkan dana Rp.50.000. Apakah cukup untuk mengajar? Tentu tidak, jika harus memakai App Zoom atau app sejenis lain. Jadi perlu dana tambahan kurang lebih sebesar Rp. 100.000-Rp. 150.000 atau mungkin lebih. Jadi mengajar dari rumah tidak lebih enak, malahan lebih sibuk.
Tulisan ini, sekedar curhat saya sebagai Dosen yang seringkali mendengar para bapak/ibu yang berkata, bahwa saat ini guru-guru sudah makan gaji buta karena mengajar dari rumah. Melalui tulisan ini saya ingin membuka mata anda yang berkata demikian, agar mengetahui bahwa guru-guru yang di rumah tidak lebih santai dari saat mengajar tatap muka disekolah.Â
Tetapi bagaimanapun juga saya tetap mengapresiasi para murid-muridku yang sudah mengikuti kuliah dengan baik, dan buat guru-guru dan dosen-dosen, biarlah kita tetap semangat terus mengembangkan tugas sebagai pengajar. Lakukanlah semua dengan sepenuh hati seperti untuk Tuhan karena kita sebagai guru mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mendidik anak-anak didik kita yang akan menjadi penerus bangsa.Â
Selamat hari pendidikan 2 Mei 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H