Mohon tunggu...
Humaniora

Live In 2015 di Dusun Kendal Ngisor

12 Januari 2016   21:40 Diperbarui: 12 Januari 2016   21:58 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salam kepada parapembaca, kali ini saya ingin menceritakan pengalaman saya mengikuti program live in SMA Mahatma Gading 23 November-30 November di dusun Kendal Ngisor, Ambarawa.Perjalanan yang ditempuh dari sekolah ke lokasi tujuan adalah 19 jam disebabkan oleh kesalahan teknis bus. Sesampainya kami disana, hari sudah sore dan sudah masukk hari kedua, kami disambut oleh penduduk setempat. Kami bersalam-salaman dan disambut dengan tari  kontulan.Kontulan adalah kesenian budaya warga setempat dimana pria menari menggunakan kipas.Setelah itu, kami pergimenemui orangtua kami masing-masing.Sesampainya di rumah baru kami, semuanya disuruh makan dan diberi waktu bebas dikarenakan oleh waktu sudah sore.Malam hari di dusun Kendal Ngisor sangatlah dingin.Keesokan harinya saya bangun pagi dan sarapan.Sesudah saya sarapan, semua murid pergi ke lading memanen padi.Ada yang memisahkan bulir dari padi dan ada juga yang memotong padi.Setelah itu, kami disuruh makan siang di rumah kami masing-masing.Malamnya, semua murid disuruh berkumpul bersama untuk belajar kesenian Kendal ngisor.Ada kontulan, soreng dan rebana.Saya memilih untuk latihan tari soreng.Gerakannya lumayan susah.

Hari keempat, semua murid berkumpul di lading untuk belajar mencangkul.Kemudian saya dan teman serumah saya bersih-bersih rumah dan lingkungan sekitarnya. Siangnya, semua warga dan murid melakukan kegiatan makan siang bersama dengan menu nasi jagung.Ini baru pertama kali saya mendengar ada nasi yang terbuat dari jagung.Meskipun namanya nasi jagung, teksturnya lebih mirip dengan parutan kelapa.Di sore hari, ada beberapa murid SMA Mahatma Gading yang mempersiapkan persiapan untuk lomba besok.Malamnya, saya kembali latihan tari soreng dan terpilih untuk tampil di hari terakhir.Keesokan harinya adalah hari lomba.Paginya ada foto bersama keluarga.Sorenya diadakan lomba anak dan lomba dewasa. Semuanya berjalan dengan lancar.Hasilnya kegiatan berjalan dengan meriah meskipun agak gerimis. Malamnya semua murid SMA Mahatma Gading mengadakan rapat untuk acara puncak. Saat rapat, saya menjadi kasir utama untuk acara besok dan tidak jadi ikut menari soreng.Keesokan harinya, saya membelikan beras untuk keluarga saya. Siangnya adalah acara puncak dusun Kendal Ngisor yaitu mengadakan pasar murah sandang. Acaranya berlangsung dengan lancar. Lapak-lapak penjual laku keras dikarenakan oleh sangat banyaknya pengujung dari desa-desa tetangga.Acara puncak masih berlanjut hingga sore.Sorenya adalah acara pentas seni oleh warga setempat dan murid Mahatma Gading.Disana saya cukup terkejut, murid-murid memakai kostum tarian. Acaranya adapentas seni soreng, rebana, kontulan dan pentas seni per kelas.Malamnya adalah malam terakhir saya di dusun Kendal Ngisor.Sayakelilingdusununtuk yang terakhirkalinya.

 Hari terakhir hari ketujuh, saya memetik ubi.Kemudian  kami mengunjungi wisata alam dusun Kendal Ngisor yaitu air terjun. Ada 2 air terjun,yang pertama tanjakannya tidak terlalu berbahaya karena sudah direnovasi oleh warga sekitar.  Air terjun kedua adalah air terjun baru.Perjalanan  kesana cukup mengerikan karena air terjun tersebut dibuka baru hari ini.Sorenya kami berpamitan bersamakeluarga dan pulang ke Jakarta.Saya diberikan ubi an macaroni goreng.

Hal-hal yang dapat saya pelajari dari pengalaman saya adalah bahwa penduduk dusun Kendal Ngisor hidup sangat sederhana tapi tidak kekurangan, warganya ramah dan baik, makanann ya enak dan saya di sana tidak dianggap sebagai tamu, tetapi dianggap sebagai keluarga mereka. Sekian dari cerita saya, maaf jika ada kekurangan dan kesalahan. Sekian dan terima kasih.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun