Mohon tunggu...
Timothy Ethelbert
Timothy Ethelbert Mohon Tunggu... Wiraswasta - A Passionate Human Resource Specialist in Training, Development and Recruitment

* Born in Jakarta, 30 September 1994 * Certified Public Speaker (CPS) by OHR * Certified Trainer (CT) by OHR * Associate Trainer of Motivator Academy

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kunci Interaksi Positif yang Membawa ke Kesuksesan Sejati

10 Februari 2017   19:26 Diperbarui: 10 Februari 2017   19:30 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Manusia tidak mungkin untuk hidup sendiri di dunia ini. Setiap kita pasti memerlukan manusia lainnya untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi. Sehebat-hebatnya setiap manusia, pasti tetap membutuhkan pertolongan dari orang lain. Entah saat kita menolong atau ditolong, interaksi yang baik dan positif sangatlah diperlukan.

Dalam berinteraksi, kita harus bisa peka terhadap kondisi sekitar kita. Apakah interaksi kita membuat lingkungan kita menjadi lebih baik atau justru hasil interaksi kita malah membuat kondisi semakin tidak baik. Respon dari masyarakatlah yang menentukan interaksi kita apakah menghasilkan sesuatu yang baik atau justru yang buruk.

Ada suatu analogi yang luar biasa mengenai interaksi. Dalam hidup ini, berlakulah sebagai "Jarum Jahit", bukan "Gunting". Mengapa demikian? Berikut poin-poin pentingnya.

  1. Sekalipun gunting saat "berjalan" arahnya lurus, tetapi gunting memisahkan yang tadinya satu menjadi dua bagian  -  Pernahkah anda memotong sebuah kertas menggunakan gunting? Pasti pernah. Saat anda mengguntingselembar kertas yang tadinya satu bagian, setelah anda selesai menggunting kertas tersebut maka kertas tersebut akan terbelah menjadi dua bagian. Kehadiran kita di masyarakat ini janganlah seperti gunting. Kepribadian "gunting" sangat amat tidak disenangi. Mengapa? Karena sekalipun pribadi tersebut kesannya seperti berjalan lurus, namun pribadi tersebut justru menimbulkan sebuah konflik dan menyebabkan suatu perpecahan dan memisahkan yang tadinya satu. Bisa dikatakan kepribadian ini adalah kepribadian munafik dan selalu menebar interaksi yang negatif sehingga tidak patut untuk ditiru. Sangatlah tidak baik saaat kita bertindak seolah-olah lurus namun menimbulkan perpecahan di banyak pihak. Setiap kita adalah makhluk hidup yang terus belajar dari kesalahan di masa lampau. Mari kita sama-sama cek diri kita masing-masing apakah kepribadian saya seperti gunting ini?
  2. Sekalipun jarum dan benang berjalan berkelok-kelok kiri dan kanan namun jarum dan benang menyatukan yang tadinya dua menjadi satu  -  Pernahkah anda menjahit sesuatu? Umumnya kaum hawa akan menjawab pernah. Saat anda menjahit sesuatu, pasti gerekan jarum dan benang tersebut tidaklah lurus dan terkesan ribet sekali karena harus ke kiri, kanan, atas , bawah dll. Terlihat seperti bukan sesuatu yang enak dipandang dalam prosesnya. Namun hasil dari gerakan "ribet" jarum dan benang tersebut ternyata berdampak positif terhadap lingkungan sekitarnya. Banyak sekali kita menjumpai kepribadian seperti ini di masyarakat. Kepribadian seperti ini patut kita contoh di kehidupan anda dan saya setiap harinya. Bayangkan, melalui interaksi positif anda yang mungkin terkesan ribet dan tidak lazim, namun karena motivasi anda benar dalam melakukannya maka kemanapun anda pergi dan bergaul maka anda menjadi pribadi yang disenangi dan berdampak dalam membawa perubahan yang lebih baik. Menyatukan yang terpisah haruslah menjadi interaksi anda dan saya setiap harinya.

Interaksi positif bagaikan "Jarum dan Benang". Mari saya mengajak anda yang membaca untuk mulai berlaku dan bertindak positif bagaikan "Jarum dan Benang" bukan seperti "Gunting".

Terima Kasih

Salam Sukses

Timothy Ethelbert

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun