Mohon tunggu...
Timothy Calvin Yang
Timothy Calvin Yang Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar di SMA Kolese Kanisius

Menulis itu (seharusnya) menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Berkenalan dengan Santri di Ponpes Al-Ittifaq, Sebuah Eksposisi Tentang Pluralisme Beragama

20 November 2024   21:07 Diperbarui: 20 November 2024   21:45 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Yang Jauh Menjadi Dekat.

Melalui kegiatan ekskursi, kami mendapatkan banyak sekali pengalaman yang memperkuat semangat pluralisme beragama kami. Bersama para santri, kami mengikuti kegiatan mengaji, hadir di dalam kelas sekolah mereka, berekreasi ke curug bersama, hingga turut mengurusi lahan pertanian dan ternak. 

Ada pepatah yang berkata, kalau tak kenal maka tak sayang. Dengan tinggal bersama para santri, kami merasa lebih dekat dengan mereka dan agama Islam. Walaupun bukan sebagai pemeluknya, tetapi kami menemukan rasa hormat yang baru kepada agama Islam dan semua agama yang mewarnai cakrawala kepercayaan masyarakat Indonesia.  

Kegiatan ini tak hanya menimbulkan ilmu baru bagi kami, siswa SMA Kolese Kanisius. Kami turut menjalin silaturahmi dengan para santri. Kami berkenalan secara pribadi, mengenal satu sama lain di luar tirai agama. 

Kami saling mengenal sebagai manusia yang bisa bergembira dan bisa sedih, bisa bermain dan bisa tersakiti, bisa berani dan bisa takut, bisa kompetitif dan bisa menyayangi, serta bisa menjalin hubungan dengan manusia lain. 

Tali-tali silaturahmi yang dibangun hari ini akan menjadi penentu nasib negara kita di masa depan. Saat ini, negara kita sedang dalam kondisi baik. Namun, seperti halnya neraca, tidak sulit untuk menggoyahkan keadaan sosial negara kita yang terlihat seimbang. 

Untuk mencegah hal itu terjadi, silaturahmi masyarakat Indonesia yang menyeluruh dan tidak dibatasi oleh ras, suku, maupun agama wajib terjadi. Dengannya, masyarakat Indonesia tidak akan mudah digoyahkan oleh oknum-oknum yang berusaha mengeksploitasi pluralisme beragama untuk kepentingannya sendiri. 

Perbedaan Menguatkan Bangsa Kita.

Bagaimanapun cara kita melihatnya, perbedaan itu pasti ada. Tidak mungkin manusia hanya terdiri dari satu ras, suku, maupun kepercayaan. Jika perbedaan tidak bisa dihilangkan, maka pilihan kita hanya dua: Berusaha menghilangkan, atau terbuka menerima perbedaan-perbedaan tersebut. 

Menurut saya, jauh lebih baik menerima perbedaan dan menjalin silaturahmi untuk menghindari pertikaian dan terlebih lagi untuk memajukan negara kita yang majemuk bersama-sama.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun