Sedangkan di provinsi Ningxia libur empat hari. Dan di provinsi Xinjiang libur tiga hari.
Bahkan selama waktu libur itu, etnis Uyghur di Xinjiang menampilkan tarian dan nyanyian di area publik, seperti di masjid Idkah, masjid terbesar di China. Hal itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap perayaan Idul Adha.
Umat Muslim Tiongkok Hidup Mengkhawatirkan
Bila dibandingkan secara total populasi, jumlah etnis muslim di Indonesia dan Tiongkok sangat jauh berbeda. Indonesia sekitar 87 persen dan Tiongkok 1-2 persen dari total penduduknya.
Hal itu tentu membuat Indonesia menjadi negara dengan salah satu negara dengan umat muslim terbesar di dunia. Namun di Tiongkok, Islam menjadi agama minoritas.
Kendati minoritas, toleransi beragama di Tiongkok cukup tinggi. Bahkan mereka melakukan penghayatan dan penghormatan terhadap perayaan Idul Adha lebih baik ketimbang di Indonesia.
Kemudian di Indonesia rakyatnya cenderung lebih bersikap intoleran. Salah satu sikap intoleran ini muncul dari oknum para habib-habib error atau bersikap menyimpang.
Oknum habib error tersebut kerap mencoba memperalat pemeluk muslim Indonesia agar mau menjadi budak mereka. Tujuannya utamanya tentu saja bukanlah untuk kepentingan bersama.
Melainkan kepentingan individu, yakni demi menunjang materi dan kesenangan sebagian kecil oknum habib eror tadi yang hidup sangat hedon.
Terlepas dari itu, semoga perbandingan tradisi perayaan Idul Adha di Indonesia dan Tiongkok bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua. Dan semoga momentum Idul Adha di tahun 2023 ini, bisa membentuk kita menjadi insan yang lebih baik lagi kedepannya.
Namun tetap menjunjung toleransi, kerukunan dan menanamkan sikap berbagi antar sesama.