Mohon tunggu...
Sony Kusumo
Sony Kusumo Mohon Tunggu... Insinyur - Menuju Indonesia Surplus

Sony Kusumo merupakan pengusaha yang peduli dengan kemajuan bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ganti Nama Jalan, Anies Gerus Sejarah Sekaligus Bikin Sengsara Masyarakat

10 September 2022   08:18 Diperbarui: 10 September 2022   09:30 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi warga DKI Jakarta, terutama yang kerap melewati kawasan Mampang Prapatan pasti sudah tidak asing dengan nama Jalan Warung Buncit. Ya, itu merupakan salah satu jalan di kawasan Jakarta Selatan, tapi sayangnya nama itu kini hanya tinggal kenangan.

Nama Jalan Warung Buncit telah berganti menjadi Jalan Hj. Tutty Alawiyah. Perubahan tersebut mengacu pada Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 565 Tahun 2022.

Alasan penggantian nama menurut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dilakukan sebagai penghormatan terhadap tokoh betawi yang berkontribusi bagi Jakarta dan Indonesia.

Apalagi seperti kita ketahui Tutty sendiri merupakan sosok ulama sekaligus perempuan Betawi yang hebat. Ia aktif sebagai politisi dan aktivis muslim.

Ia juga sempat menjabat sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1998-1999) dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR (1992-2004). Bahkan Tutty sempat aktif dalam International Muslim Women Union (IMWU), yakni organisasi muslimah internasional dengan anggota yang berasal dari 88 negara dan berpusat di Sudan, Afrika Utara.

Melihat profil tersebut, tak heran jika Anies menaruh nama Tutty sebagai salah satu nama jalan di Jakarta.

Jauh sebelum itu, sebetulnya nama Jalan Warung Buncit pernah mau diganti menjadi Jalan Jenderal Dr A.H. Nasution. Akan tetapi usulan tersebut ditolak oleh warga keturunan Betawi. Mengapa demikian?

Sesungguhnya nama Jalan Warung Buncit sarat akan sejarah bagi masyarakat Betawi. Sebenarnya ada tiga versi catatan sejarah.

Pertama adalah lewat buku Robinhood Betawi karya Alwi Shihab, diterangkan bahwa Jalan Warung Buncit merupakan tempat bertemunya masyarakat Betawi dan Tionghoa.

Meski berbeda etnis, keduanya saling hidup rukun. Hingga era 1960-an, kawasan tersebut diramaikan oleh para pedagang Tionghoa yang menjajakan bahan pokok.

Nah, nama Warung Buncit itu sebenarnya berasal dari julukan salah satu pedagang Tionghoa tadi. Sebab ia memiliki perut  buncit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun