[caption caption="Aksi simpati warga Kota Timika untuk Ahok"][/caption]
TIMIKA, PAPUA - Warga Kota Timika menggelar aksi menyalahkan seribu lilin sebagai tanda matinya keadilan di Indonesia. Aksi simpati tersebut untuk Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) yang divonis dua tahun penjara dalam kasus penistaan agama.
Sekitar seribuan warga berseragam hitam-hitam yang tergabung dalam aksi spontanitas ini menyalahkan lilin di Bundara Tugu Perdamaian Timika Indah, Kota Timika, Kamis (11/5) malam. Mereka membawa sejumlah spanduk dan pamflet bertuliskan save Ahok.
Selain menyalahkan lilin, mereka juga menyanyikan sejumlah lagu kebangsaan, seperti Indonesia Raya, Padamu Negeri, dan beberapa lagu lainnya. Aksi ini menjadi perhatian pengguna jalan lain yang kemudian mereka ikut bergabung.
Orator aksi, Elvry Leiwakabessy, menyampaikan beberapa poin pernyataan sikap, diantaranya mendukung penegakan hukum yang berkeadilan tanpa memandang suku, agama, ras, dan antar golongan serta diskriminasi terhadap kelompok minoritas.
“Kami prihatin dengan penegakan hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat ini,” tandas Elvry Leiwakabessy disambut teriakan massa ‘bebaskan Ahok’ dan save NKRI.
Kemudian menolak dengan tegas berbagai organisasi masyarakat (Ormas) intoleran dan berbau radikalisme di Tanah Papua, seperti Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Selain itu, Elvry meminta pemerintah segera menghentikan praktek menggunakan agama dalam politik. Tindakan demikian dianggap bisa menimbulkan perpecahan di negara yang berlandaskan Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
“Kembangkitan Pancasila, NKRI harga mati, bubarkan Ormas radikalisme,” demikian isi tulisan beberapa spanduk atasnama Solidaritas Cinta Damai dan Anti Radikalisme.
Aksi simpati warga terhadap Ahok tidak akan berhenti sampai disini. Warga Kota Timika berencana akan melanjutkan aksi serupa pada Jumat (12/5), masih di Bundaran Timika Indah pada jam yang sama yakni dimulai Pukul 16.00 Wit dengan seragam hitam-hitam.