Lalu, bagaimana dengan Presiden Jokowi? Berikut ini bukti bahwa Jokowi seorang pemberani. Walaupun masih banyak bukti yang menunjukkan keberaniannya. Namun, saya akan menjelaskan kunjungan ke tiga tempat ini sebagai bukti bahwa Jokowi adalah seorang Presiden yang berani!.Â
Pertama, ketika Jokowi mengunjungi Kabupaten Nduga di tahun 2016. Nduga merupakan salah satu kabupaten di provinsi Papua.Â
Nduga merupakan daerah zona merah karena "sebutan untuk wilayah yang terdapat banyak pejuang pro-kemerdekaannya" ungkap Adriana Elisabeth, mantan Kepala LIPI yang sudah mengkaji Papua dari tahun 2004. Dikutip dari tirto.id (08/12/2018) bahwa sejumlah pekerja dibunuh ketika sedang mengerjakan proyek segmen 5 trans Papua pada minggu (2/12/2018).Â
Peristiwa penembakan pesawat Trigana Air pada tanggal 15 Juni 2018 dan penyanderaan 15 guru selama 14 hari. Sebelum mengunjungi Nduga, Presiden Jokowi sampat dilarang oleh Panglima TNI, Kapolri, dan Kepala BIN untuk tidak mengunjungi Nduga dengan alasan bahwa kondisi disana masih perlu pendekatan. Â Namun, Jokowi menyampaikan dengan nada beraniÂ
Enggak, saya mau ke Nduga, pokoknya saya 2 hari lagi mau ke sana,urusan keamanan urusanmu".
Keberanian yang demikian mungkin sulit ditemui dalam diri Presiden seperti Jokowi.
Namun, keberanian yang dimiliki Jokowi adalah bukan untuk kepentingan pribadinya atau golongan tertentu. Mungkin, kita bisa saja berkata bahwa kita  berani tetapi keberanian seperti apa yang kita miliki? mungkin keberanian kita hanya sebatas pada kepentingan diri sendiri.Â
Disini, saya ingin menegaskan bahwa keberanian yang dimiliki oleh Jokowi adalah sebagai kepala Negara. Jadi, keberanian Jokowi didorong oleh rasa cinta dan kepedulian pada masyarakat, untuk kepentingan negara membuatnya berani berkunjung ke Nduga, Papua. Setibanya di Nduga, Presiden Jokowi merasa prihatin melihat kondisi disana. Jokowi menyampaikanÂ
"Bayangkan saudara-saudara, aspal saja tidak ada. Saya mau ketemu rakyat kita yang di sana. Apa jawaban Bupati? 'Pak, rakyat kita ada di distrik-distrik, kalau mau ke sana butuh 6 jam jalan kaki'. Terus yang di sini, mau ketemu, saya mau lihat pasar, hanya ada mungkin 80 sampai 90 orang" (Kompas.com,17/12/2018).Â
Setelah kunjungan itu, pembangunan di Nduga, Papua semakin dipercepat, walaupun masih banyak halangan yang harus dihadapi dan pendekatan perdamaian yang masih dilakukan. Selain itu, Presiden Jokowi juga didampingi oleh ibu Negara, Iriana Joko Widodo. Meskipun banyak masyarakat Indonesia yang khawatir ketika ibu Iriana mengikuti kunjungan ke Nduga Papua.
Kedua, ketika Jokowi mengunjungi Kyiv, Ukraina. Kita tahu bahwa Ukraina sedang diinvasi oleh Rusia sejak 14 Februari 2022. Invasi Rusia ke Ukraina mengakibatkan banyak korban jiwa dari penduduk Ukraina, banyak tentara yang gugur di medan tempur, kerugian material, dan sebagian besar penduduk Ukraina mengungsi ke negara lain.Â