TAK dapat dimungkiri memang, guru memiliki peran yang sangat krusial dalam menghadirkan kelas --- dan kegiatan pembelajaran--- yang nyaman kepada siswa. Apalagi di sekolah yang lingkungan masyarakatnya beragam, nah, dengan kondisi siswa yang berasal dari latar belakang suku, agama, dan kelompok berbeda, guru sering dihadapkan pada tantangan yang kompleks. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memahami dan menerapkan pendekatan yang tepat dalam memberikan pembelajaran kepada siswa dengan latar belakang yang beragam.
Lantas, apa yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam menghadirkan kelas yang nyaman bagi semua entitas yang beragam itu?
Pertama-tama, guru harus menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan mendorong toleransi antar siswa. Hal ini dapat dimulai dengan membangun hubungan yang kuat dengan setiap siswa, mengenal mereka secara pribadi, dan melibatkan mereka dalam kegiatan kelas. Tak hanya itu, menunjukkan rasa hormat dan menghargai perbedaan budaya, bahasa, dan tradisi siswa juga penting.
Selanjutnya, guru dapat memilih konten pembelajaran yang mencakup berbagai konteks budaya, serta menyediakan ruang untuk siswa berbagi cerita dan pengalaman dari latar belakang mereka.
Selain itu, guru juga harus mengenali perbedaan belajar antara siswa-siswa dengan latar belakang yang berbeda. Setiap individu memiliki gaya belajar yang unik, dan guru perlu memahami preferensi belajar  mereka.Â
Misalnya, beberapa siswa mungkin lebih menghargai pembelajaran kelompok, sementara yang lain lebih nyaman belajar secara mandiri. Nah dalam hal ini, guru dapat menerapkan pendekatan yang beragam dalam mengajar, seperti pemberian tugas kelompok, diskusi kelompok kecil, atau proyek individu. Hal ini akan membantu meningkatkan partisipasi semua siswa dan memastikan bahwa mereka merasa dihargai dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya, guru juga harus mengelola konflik yang mungkin timbul dalam kelas yang heterogen ini. Konflik yang mungkin muncul antara siswa dengan latar belakang yang berbeda dapat berasal dari perbedaan keyakinan, nilai-nilai, atau bahkan perbedaan budaya. Jadi, guru harus proaktif dalam mengatasi konflik ini dengan mendengarkan semua pihak yang terlibat, mengedepankan dialog, dan mencari solusi yang adil. Sangat penting bagi guru untuk menciptakan suasana yang aman dan terbuka, di mana siswa dapat berekspresi dengan bebas tanpa takut dihakimi atau diasingkan.
Selain itu, guru juga dapat mengintegrasikan isu-isu multikultural ke dalam pembelajaran sehari-hari. Nah, dengan fakta Indonesia yang sejak awal berdirinya sudah mengakomodir ragam entitas meskipun berbeda keyakinannya, maka penting memperkenalkan dan mempromosikan pemahaman lintas budaya, yang harapannya, dapat membantu mereka mengembangkan penghargaan terhadap perbedaan dan memupuk sikap inklusif; toleran dan empati sosial.Â
Misalnya, guru dapat menggunakan cerita-cerita, lagu-lagu, atau gambar-gambar yang mewakili berbagai budaya. Hal ini juga dapat dilakukan dalam proses penilaian siswa dengan memberikan tugas proyek atau penulisan yang melibatkan penelitian tentang budaya yang berbeda.
Terakhir, guru harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menghadapi siswa dengan latar belakang yang berbeda. Menghadapi siswa dari latar belakang yang beragam adalah tantangan yang tidak dapat diatasi dalam semalam. Dengan demikian, sebagai guru harus mengambil inisiatif untuk belajar atau mengupgrade pengetahuan yang berguna bagi sempurnanya kegiatan mengajar yang akan dilaksanakan, misalnya dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, menghadiri seminar, atau mengikuti kursus yang berkaitan dengan pendidikan multikultural ---apalagi sekarang sudah sangat mudah mendapatkan informasinya di sosial media dan surat kabar. Dengan memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka, guru dapat memberikan pendekatan yang lebih efektif dalam mengajar siswa dengan latar belakang yang berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H