Rasa-rasanya di era sekarang ini sulit sekali menemukan orang yang tidak menggunakan media sosial. Bila ada mungkin bisa dihitung dengan jari, dan sudang barang pasti mereka tinggalnya di daerah pedalaman.
Diakui atau tidak, hadirnya media sosial telah menimbulkan masalah sosial baru dalam masyarakat. Ya, media sosial bisa diibaratkan seperti pisau bermata dua, di satu sisi berguna untuk memotong sayur, buah-buahan dan lain-lain, di sisi lain dapat membahayakan karena bisa saja membuat kita terluka. Demikian orang-orang menganalogikannya.
Media sosial bisa berdampak baik, tentu bila kita bijak dalam menggunakannya, semisal untuk berbagi informasi, berdakwah, dan lain sebagainya. Sebaliknya, media sosial juga bisa berakibat buruk. Nah ini terjadi bila kita salah dalam menggunakkannya, apalagi digunakan untuk hal-hal negatif.
Sering kali kita mendapati ada pengguna sosial media yang doyan sekali untuk pamer kekayaan. Yang bisa jadi mereka sengaja, mungkin untuk menunjukkan kesuksesaan, balas dendam atas penghinaan masa lalu (sebelum sukses) yang mereka terima atau bahkan memang kebahagiaannya hadir saat bisa memamerkan. Dan tak jarang juga, tindakan pamer itu dilakukan tanpa disengaja atau tanpa disadari, baik itu dengan mengunggahnya di media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, dan lainnya.
Namun demikian, perlu kita underline bahwa tindakan pamer itu sangat berbahaya untuk kenyamanan aktivitas kehidupan kita, karena bisa menimbulkan fitnah yang juga mengundang tindakan orang lain untuk berlaku jahat pada kita. Maka oleh karena demikian, sudah selayaknya tindakan pamer di media sosial itu dihentikan sedini mungkin.
Lalu, pertanyaannya bagaimanakah cara menahan diri dari dari tindakan pamer tersebut?
Salah satu cara (dari banyak cara lainnya) dan sebagai jawabannya ialah dengan mengubah mindset dalam bersosial media. Ya ubah mindset Anda dalam bersosial media! Saat keinginan pribadi dalam memposting aktivitas kehidupan di media sosial (medsos), tanamkan dalam diri Anda bahwa medsos itu untuk berbagi informasi, bukan berbagi segala hal yang berbagi privasi, yang salah satunya pamer.
Ada banyak sekali kasus yang muncul pada seseorang karena tanpa pikir panjang melakukan pamer dan membagi hal privasinya di sosial media. Seperti kasus penjarahan, pembegalan, maling dan lain sebagainya yang rata-rata pelakunya itu beraksi karena melihat barang yang dipamer oleh si korban.
Lalu, cara lainnya, dan ini mendukung untuk menahan diri dari godaan pamer di media sosial yakni dengan cara kurangi  waktu bermain medsos, atau uninstall sekalian aplikasi sosial media tersebut.
Selamat mencoba. Bila anda punya cara lain, silakan tuliskan di kolom komentar. Nyanban
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H