Kita bisa pandai menulis dan membaca karena siapa ? Gurulah Pelita, Penerang dalam Gulita... Jasamu tiada Tara...
Masih terngiang dan melekat di kepala saya, lirik lagu tentang guru-guru yang mengajar dan menjalankan tugasnya. Lagu ini dulu sering di putar di TVRI, waktu itu saya masih kelas 2 SD, pertama kali saya mendengarkannya. Inilah sepenggal lagu yang menceritakan begitu mulianya pekerjaan seorang guru di dalam mencerdaskan anak-anak didiknya dalam berbangsa dan bertanah air. Agar kelak anak-anak didiknya bisa berhasil dalam kehidupannya, baik dalam mendapatkan penghasilan dan mempunyai perilaku yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, yang bisa membanggakan bangsa dan negara.
Kita melihat perkembangan zaman semakin canggih,itu tidak terlepas dari peranan seorang guru yang memberikan pembelajaran kepada anak didiknya sehingga mampu menciptakan teknologi-teknologi yang canggih pada abad ini. Dengan melihat berbagai sektor, para ahli sekarang banyak menemukan metode-metode baru, tidak terkecuali dengan dunia pendidikan juga metode-metode baru untuk mendidik juga banyak ditemukan dan dikembangkan, salah satu metode yang ditemukan adalah tentang Kurikulum Merdeka.
Dengan adanya kurikulum baru ini yaitu Kurikulum Merdeka, yang di buat oleh para ahli pendidikan kiranya mampu menunjang prestasi, mencerdaskan, dan kreatif kepada siswa dengan proses peminatan masing-masing siswa. Jadi para guru dan tenaga pendidik akan merasakan manfaatnya dalam tugas luhurnya untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia dan mereka tidak akan merasa sia-sia dalam mengajar selama ini.
Prinsip pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka ada tiga tipe kegiatan yaitu :
1. Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya.
2. Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajaran Pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum
3. Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan Pendidikan.
Dan pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka berupa siklus yang memiliki 3 tahapan, asesmen diagnostik adalah untuk mengenali potensi,karakteristik,kebutuhan,tahap perkembangan dan tahap pencapaian pembelajaran murid.
Perencanaan adalah menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik, serta melakukan pengeluaran pengelompokkan murid berdasarkan tingkat kemampuan. yang terakhir adalah pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memahami sesuatu dan mengembangkan keahlian. Di tahap pembelajaran ini guru akan mengadakan asesmen format secara berkala untuk mengetahui progres pembelajaran murid dan melakukan metode pembelajaran yang sesuai. Pada akhir proses pembelajaran, guru juga bisa melakukan asesmen sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.
