Belum hilang dari ingatan raungan tangismu,
Tapi kau sudah harus menangis lagi.
Pun air mata itu belum lagi kering,
Tapi sudah harus menggenang lagi.
Belum sembuh luka itu,
Tapi goresan luka baru sudah haru kau rasa.
Pun luka hatimu belum lagi tertimbun,
Tapi trauma baru sudah datang.
Ah...
Belum selesai rasanya kau menghitung korban,
Tapi yang baru sudah harus kau tambahkan.
Belum usai kau membangun yang terserak,
Tapi puing baru sudah terserak.
Aku memang jauh kawan...
Tak bisa jadi sandaran tangismu sembari menyeka air matamu.
Sangat jauh kawan....
Tak bisa merawat lukamu sembari senandungkan lagu penghibur lara.
Pun teramat sangat jauh...
Tuk menghitung korban sembari membantu mengumpulkan puing hartamu.
Tapi dari kejauhan ini ku berdoa...
Semoga engkau tabah kawan...
Semoga engkau selamat sobat...
Semoga engkau bisa melewatinya...
(Untuk masyarakat aceh/sumut yg terluka)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H