Setelah naik angkot hingga Ciledug, saya ambil bus di perempatan Ciledug (kalau saya tidak salah ingat Kopaja), lalu lanjut dengan angkot lagi di Slipi hingga Tomang.Â
Saya pun tidak hanya dapat melihat-lihat jalan raya sekitar Ciledug, tetapi juga merasakan secara autentik menaiki angkot dan bus non-Transjakarta. Ngetem, kenek yang berisik, udara panas karena tidak ada AC, bilang "kiri" kalau tiba di tujuan, kalian tahu sendiri lah.
Tentu saja, tidak semua pengalaman saya menaiki transportasi umum menyenangkan. Sering sekali saya harus menunggu sangat lama untuk menaiki transportasi umum yang saya inginkan untuk sampai ke tujuan.Â
Dari pengalaman saya, menunggu transportasi umum dapat memakan hingga waktu 30 hingga 60 menit! Makanya, bila saya sedang niat untuk pergi menggunakan transportasi umum, saya umumnya meluangkan waktu 1.5 hingga 2 jam agar saya tidak terlambat sampai ke tujuan.Â
Selain itu, kalau naik transportasi seperti metromini / angkot, biasa transportasi yang kita tumpangi akan ngetem untuk mencari penumpang. Hal ini kadang-kadang membuat saya gregetan, apalagi biasanya transportasi tersebut tidak dilengkapi dengan AC.
Saya pun membayar sekitar Rp. 7500 untuk naik bus AJA-P tersebut. Kesan saya saat naik bus tersebut adalah keneknya, yang menurut saya jauh lebih energetik dan informatif dalam memberitahu pemberhentian berikutnya kalau dibandingkan dengan kenek Bus Transjakarta.
Sebagai contoh, saat di KM-03, kenek tersebut tidak hanya berteriak dengan lantang bahwa pemberhentian di KM-03 Tol Jakarta-Merak sudah dekat.
Tetapi juga menjabarkan secara detail penumpang dapat kemana saja setelah turun dari bus tersebut, seperti Balaraja, Serpong, dsb. Hal ini sejujurnya jarang saya temui di Bus Transjakarta.
Akhir kata, walaupun saya harus lama menunggu untuk transportasi umum yang saya inginkan, dan lamanya durasi perjalanan bila transportasi tersebut sering ngetem.
Saya sangat senang untuk naik transportasi umum untuk bepergian jika saya tidak dikejar waktu. Saya berharap, jika saya punya waktu, saya dapat mencoba rute-rute transportasi umum lainnya.
Sehingga saya dapat belajar lebih banyak tentang rute-rute transportasi umum di Jakarta, serta melihat tempat-tempat yang saya jarang kunjungi karena rutinitas. Makanya, naik transportasi umum kalau ada waktu! Menurut saya seru lho bisa melihat jalan-jalan!