Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Hukum | Pendidikan

Penulis adalah pengamat ekonomi politik, reformasi birokrasi, dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Paradoks Zaken Kabinet di Tengah Pragmatisme Politik Akomodasi

16 Oktober 2024   07:07 Diperbarui: 16 Oktober 2024   21:46 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui analisis ini, Van den Berghe berpendapat bahwa Zaken Kabinet sering kali merupakan "ilusi teknokratis" yang sulit diterapkan sepenuhnya dalam konteks politik yang sarat dengan kepentingan partai.

Zaken Kabinet konsepnya adalah kabinet yang diisi oleh para profesional atau teknokrat, bukan didominasi politisi, dan dirancang untuk menangani masalah-masalah negara dengan pendekatan teknokrasi berbasis keahlian, bukan kepentingan politik. 

Zaken Kabinet awalnya muncul di Belanda pada awal abad ke-20, di mana pemerintah harus menghadapi situasi krisis ekonomi dan politik, memerlukan keputusan yang cepat dan tepat.

Di Indonesia, Kabinet Djuanda (1957-1959) sering disebut sebagai contoh Zaken Kabinet. Kabinet ini dibentuk pada saat ketidakstabilan politik meningkat dan diisi oleh profesional yang diharapkan mampu menyelesaikan tantangan-tantangan besar tanpa intervensi kepentingan politik yang berlebihan.

Secara teori, Zaken Kabinet dibentuk untuk menciptakan pemerintahan yang lebih efisien, di mana keputusan diambil oleh para ahli yang kompeten di bidangnya, sehingga kebijakan yang dihasilkan lebih berbasis data dan objektif. 

Para teknokrat yang memimpin berbagai kementerian diharapkan mampu meminimalisir konflik kepentingan yang sering muncul dalam kabinet politik tradisional, yang didominasi oleh pembagian kekuasaan antar partai.

Teori ini sejalan dengan upaya untuk menghadapi krisis dengan kecepatan dan ketepatan, bebas dari tekanan politik. Dalam sistem politik yang lebih stabil, Zaken Kabinet dapat menjadi model pemerintahan yang mampu memfokuskan diri pada kepentingan umum. 

Namun, tantangan dalam menerapkan model ini di negara seperti Indonesia, yang menganut sistem multipartai, sangat signifikan, karena elite politik sering kali mengutamakan pembagian kekuasaan di antara koalisi politik.

Zaken Kabinet di Dunia

Salah satu contoh Zaken Kabinet yang berhasil adalah kabinet Mario Monti di Italia pada 2011. Italia saat itu berada di ambang krisis ekonomi, dan Monti, seorang ekonom ternama, ditunjuk sebagai perdana menteri untuk memimpin sebuah kabinet teknokrat. Kabinet ini diharapkan dapat mengimplementasikan reformasi struktural tanpa pengaruh politik partisan. 

Di Yunani, situasi serupa terjadi pada 2011 ketika Lucas Papademos, seorang ekonom, memimpin sebuah Zaken Kabinet di tengah krisis utang yang melanda negara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun